Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Miranda Goeltom mengatakan bahwa perbankan hanya mampu membiayai investasi tahun 2008 sebesar Rp152,72 triliun atau setara pertumbuhan investasi 24 persen pada 2008. NIlai tersebut lebih rendah dari target pemerintah yang menginginkan pertumbuhan pembiayaan investasi oleh perbankan mencapai 33 persen yang membutuhkan pembiayaan bank Rp210 triliun. "Kalau kita lihat bahwa rencananya sampai Rp210 triliun sumbangan dari perbankan untuk pembiayaan investasi yang sebesar Rp1,296 triliun (pada 2008), maka kalau dipilah-pilah sumbangan perbankan yang paling maksimal untuk pertumbuhan 24 persen," kata Miranda Goeltom di Jakarta, Kamis. Menurut dia, pembiayaan investasi Rp152,72 triliun atau pertumbuhan 24 persen oleh perbankan merupakan angka yang realistis. Untuk itu, menurut Miranda perlu dicarikan pembiayaan lainnya guna menutup pertumbuhan sekitar 9,0 persen yang belum terpenuhi. "Berarti sisanya sekitar pertumbuhan 9 persen harus berasal dari lembaga-lembaga non perbankan atau sistem cara pembayaran langsung seperti pembiayaan perdagangan (trade financing), suppliers credit (pembiayaan untuk pemasok) dan sebagainya bukan dari perbankan," kata Miranda. Sementara itu, Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8 - 7 persen pada tahun 2008. Pertumbuhan ekonomi tersebut akan didukung dengan investasi sebesar Rp1.296 triliun. Dukungan investasi tersebut menurut pemerintah di antaranya diperoleh dari APBN sebesar Rp173,6 triliun, BUMN sebesar Rp151,5 triliun, Swasta Rp460 triliun, Pinjaman Sektor Publik dan Partnership Rp90,7 triliun, perbankan Rp210 triliun dan lain-lain Rp210 triliun. Sementara pertumbuhan tersebut menurut Pemerintah juga akan ditopang realisasi penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing. Pemerintah mengharapkan realisasi PMDN dan PMA 2008 mencapai 70 persen dari persetujuan tahun 2006 yang mencapai Rp314 triliun atau sekitar Rp220 triliun.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007