Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Pasar spot Antar Bank Jakarta, Kamis sore, terpuruk jauh di atas level Rp8.700 per dolar AS menjadi Rp8.757/8.780 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.672/8.675 atau turun 85 poin. Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga di Jakarta, mengatakan, aksi lepas rupiah pada sore ini makin besar, sehingga mata uang lokal itu makin terpuruk. Koreksi terhadap rupiah dinilai masih wajar, setelah mengalami kenaikan yang cukup tajam yang sebelumnya mencapai di atas Rp9.000 per dolar AS, katanya. Keterpurukan rupiah, lanjut dia, karena pasar saham Cina yang sebelumnya memberikan faktor positif kembali melemah, sehingga berpengaruh terhadap pasar saham dan pasar uang Indonesia. "Karena Cina berusaha mendinginkan pertumbuhan ekonominya yang terus menghangat, yang dikhawatirkan akan membahayakan negaranya," katanya. Meski demikian, menurut dia, rupiah masih terpicu oleh hot money asing yang mengalir ke pasar modal, meski tidak sebesar dari yang masuk sebelumnya. Hot money yang masuk itu merupakan sebagian kecil, karena semua sudah masuk ke pasar Cina, India dan Rusia, katanya. Selain itu juga penyebab terjadinya aksi lepas itu, karena ada kekhawatiran kenaikan mata uang lokal itu merugikan eskportir dan menguntungkan importir. Rupiah dianggap menguntungkan baik bagi eksportir maupun importir apabila posisinya berada di level antara Rp9.000 sampai Rp9.300 per dolar AS, katanya. Besarnya tekanan negatif terhadap rupiah, menurut dia, juga akibat melemahnya pasar saham regional, seiring melemahnya pasar AS. Sementara itu ero terhadap dolar AS menjadi 1,3455 dan terhadap yen menjadi 163,60, sterling jadi 1,9861 dan dolar AS terhadap yen merosot menjadi 121,56 dari sebelumnya 121,61. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007