Pemilik rumah makan Celengan kaget jadi sasaran bom

Ketakutan ada, tapi kalau untuk tutup belum karena ini usaha."

Bandung (ANTARA News) - Pemilik rumah makan celengan di Jalan Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat, mengaku kaget dan bingung bahwa tempat usahanya menjadi lokasi target peledakan bom panci oleh pelaku teror berinisial AW.

"Kita kaget karena kan kita buka baru Maret kemarin karena kan pindahan. Terus tiba-tiba jadi salah satu target. Saya bingung," ujar Pemilik rumah makan Celengan, Willy Hambali, saat ditemui di tempat usahanya, Minggu.

Ia mengemukakan bahwa baru mengetahui tempat usahanya dijadikan target pelaku AW dari orang tua dan kerabatnya yang menelepon untuk berhati-hati sekaligus waspada.

"Awalnya saya kebeneran dari orang tua terus kerabat nelepon. Saya cek lokasi udah rame, banyak, RT/RW ada polisi dari Astana Anyar," katanya.

Ia pun bersyukur bom panci yang dirakit pelaku terlebih dahulu meledak di rumah kontrakan yang didiami AW sehingga tempat usahanya terbebas dari teror bom panci.

Meski ada kekhawatiran mendapat ancaman teror lagi, ia tidak akan menutup tempat usahanya karena pendapatan sehari-harinya berasal dari rumah makan khusus daging celeng (babi hutan) itu.

"Ketakutan ada, tapi kalau untuk tutup belum karena ini usaha. Kita gaji pegawai gimana? Bukannya kita menantang, tapi kita jaga-jaga. Semaksimal mungkin kita jaga-jaga," ujarnya.

Ia mengemukakan bahwa sejauh ini belum meminta kepada pihak kepolisian untuk memberikan pengamanan khusus hingga situasi benar-benar kondusif, dan hanya mengandalkan keamanan dari rukun tetangga dan rukun warga (RT/RW) setempat.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, dirinya akan memasang sejumlah kamera pemantau (CCTV) di sekitarluar ruang (outdoor) tempat usahanya.

"Sejauh ini belum. Keamanan dari RT/RW sekitar dan linmas sekitar. Masih ngandelin keamannan sekitar. Mungkin akan memasang CCTV di outdoor di bagian depan rumah makan. Saya berharap polisi mengusut tuntas. Ini untuk keamanan bersama, karena bukan hanya saya, tapi untuk keamanan bersama," demikian Willay Hambali.