Surabaya (ANTARA News) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memotivasi anak-anak eks lokalisasi Dolly dan Jarak di Putat Jaya agar belajar dengan giat agar kelak menjadi orang berhasil dan tentunya harus lebih baik dibandingkan orang tuanya.
"Anak-anak di Putat Jaya punya hak untuk sekses dan berhasil, makanya saya minta sekolah yang pinter. Saya juga janji kalau pintar saya belikan anak-anak sepatu," kata Tri Rismaharini di Surabaya, Minggu.
Hal itu juga disampaikan Risma pada saat kegiatan nonton bareng (nobar) film pendek garapan arek-arek komunitas Love Suroboyo berjudul "Ransel Lusuh" di lapangan futsal RW VI, Putat Jaya, Sabtu (8/7) malam.
Menurut dia, seluruh acara yang ada di eks lokasi Dolly akan dibawa pada suata acara ketika dirinya menjadi pembicara di luar negeri. "Saya diminta untuk menceritakan kegiatan dan kondisi di Dolly. Semoga melalui film ini, anak-anak Surabaya bisa mengerti tentang Surabaya dan belajar arti persahabatan," katanya.
Pada saat acara nonton bareng tersebut, Risma menerima hadiah berupa lukisan dari anak-anak Dolly dan sanggar lukis anak Surabaya. Risma juga membagikan 100 kaos yang diwakilkan oleh 5 anak Bonek Carak Community dan melakukan foto bersama crew dan pemeran film Ransel Lusuh.
Sementara itu, sang sutradara Cak Oyot menceritakan secara singkat isi film tersebut yang mana ada dua orang anak berusia 10 tahun bernama Sura dan Baya. Mereka berdua berasal dari kalangan menengah kebawah yang suka keluyuran ke tempat-tempat bersejarah dengan sepeda kesayangan dan ransel dipundaknya.
"Mereka punya keinginan untuk memberitahukan kepada dunia dan seluruh warga Surabaya bahwa destinasi Kota Surabaya tidak kalah dengan kota-kota lain di Indonesia bahkan dunia internasional. Itu pesan yang ingin disampaikan," ujarnya.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya berharap dengan hadirnya film ini, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengapresiasi karya arek-arek Surabaya. Ke depan, Oyot berharap agar Pemkot dapat memfasilitasi setiap kegiatan yang dilakukan anak-anak Surabaya khususnya di bidang pembuatan film, seperti membantu dari sektor dana selama proses pengerjaan film melalui dana APBD.
"Dengan adanya bantuan dana, setidaknya kami bisa memberi mereka uang lelah," katanya.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017