Jakarta (ANTARA News) - Seorang pembesar militer AS dalam operasi merebut Mosul dari ISIS, Brigjen Robert Sofge, mengungkapkan para militan ISIS melancarkan taktik membaur dengan pengungsi.
Mereka mencukur janggut mereka dan ganti baju. Sedangkan yang lainnya berpura-pura mati tetapi begitu pasukan Irak mendekat, mereka langsung meledakkan rompi bom bunuh dirinya.
Para wanita mereka meledakkan diri di tengah kerumuman pengungsi, sambung sang jenderal.
"Mereka sebanyak mungkin menciptakan kerusakan sebisa mereka selama hari-hari terakhirnya," kata Sofge seperti dikutip AFP.
Pasukan khusus Irak, Dinas Kontra Terorisem (CTS), yang menjadi ujung tombak operasi ke Mosul, mengungkapkan bahwa para militan hanya bisa bertahan di area sepanjang 100-150 meter dan lebar 300 meter.
"Akhir pertempuran sudah dekat, saya bisa bilang dua hari lagi," kata komandan CTS Abdel Ghani al-Assadi.
Perang merebut Mosul mulai dilancarkan pada 17 Oktober 2016. Pertempuran berubah menyulitkan ketika pasukan Irak memasuki daerah-daerah sempit dan padat penduduk di sektor Kota Tua.
Di sini, ISIS menyebar ranjau dan bom. "Musuh menyebarkan IED (bom mobil) di segala penjuru, di segala sudut," kata Sofge.
Kemenangan terakhir di Mosul akan menandai tonggak heroistis dari pasukan keamanan Irak yang sempat ambruk ketika ISIS merajalela di Irfak pada 2014, demikian AFP.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017