Jakarta (ANTARA News) - Pertamina akan mengusut hingga tuntas mengenai laporan kerusakan sejumlah mesin kendaraan bermotor milik warga Banten akibat penggunaan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium yang beredar di wilayah tersebut. "Pertamina menerima impor BBM dari Singapura pada 29 April 2007 yang diterima di Depot Pertamina Tanjung Gerem yang dalam pemakaiannya diduga sensitif bagi beberapa mesin kendaraan bermotor namun tidak bermasalah bagi kendaraan lainnya," kata Manajer Public Relation Pertamina, Adiatma Sardjito di Jakarta, Kamis, menanggapi keluhan warga Banten setelah menggunakan BBM jenis premium untuk kendaraan bermotornya. Meski diduga premium tersebut sensitif bagi beberapa kendaraan, namun dari hasil penelitian tidak menunjukkan adanya BBM oplosan di SPBU wilayah Banten. "Untuk itu Pertamina akan menangani masalah ini hingga tuntas," kata Adiatma. Kepala Divisi Komunikasi PT Pertamina, Toharso saat melakukan inspeksi di Unit Pemasaran III Pertamina Tanjung Gerem, Merak, Banten, Selasa (22/5), mengungkapkan, sejauh ini pihak Pertamina belum menemukan kandungan zat lain dalam premium yang dipasarkan di SPBU-SPBU wilayah Banten. Dikatakan, premium yang dipasarkan di wilayah provinsi Banten, kecuali Tangerang, memang diimpor dari Singapura. Dari hasil uji sampel, Pertamina tidak menemukan kandungan zat lain dalam premium dari Singapura yang masuk ke terminal BBM di Tanjung Gerem tersebut. Artinya, BBM impor tersebut sudah memenuhi standar yang ditentukan oleh Pertamina, kata Toharso. Namun pihaknya tetap siap untuk memeriksa ke lapangan jika ada laporan ditemukan BBM oplosan di wilayah Banten. "Pertamina akan menangani hal itu sampai tuntas, dan kami sudah bekerjasama dengan beberapa bengkel di Serang, Cilegon serta daerah lain di Banten guna memastikan penyebab sejumlah kendaraan mogok setelah mengisi premium," katanya.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007