BUMN milik kita semua, miliki swasta juga karena BUMN itu milik negara. Saya ingatkan jangan sampai kita kehilangan aset
Jakarta (ANTARA News) - Menteri BUMN Rini Soemarno mengingatkan pejabat Kementerian BUMN dan para direksi perusahaan milik negara meningkatkan kinerja agar mampu mempertahankan aset-aset perseroan.
"Saya ingatkan jangan sampai kita kehilangan aset seperti Hotel Borobudur, Hotel Indonesia. Banyak aset BUMN yang hilang. Bapak dan Ibu yang lebih tahu," kata Rini dalam sambutannya saat acara pelantikan pejabat Eselon III-IV di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat.
Di hadapan pada Deputi Menteri BUMN dan pejabat Kementerian BUMN serta sekitar 80 direksi BUMN, Rini menekankan pentingnya mengedepankan fungsi pengawasan dan pembinaan dalam meningkatkan kinerja 118 BUMN.
Fungsi Kementerian BUMN bukan hanya mencatat keuntungan dan meningkatkan aset, tetapi bagaimana perusahaan milik negara bisa berberkontribusi nyata kepada masyarakat.
"Bukan saja bagaimana kita bisa berikan pelayanan yang terbaik dalam melayani masyarakat, namun harus betul-betul berperan aktif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah masing-masing," tegas Rini.
Ia menjelaskan, suatu ketika saat rapat dengan Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius K. Ro dilaporkan banyak pihak swasta yang mengkritik BUMN karena semakin dominan dalam pembangunan infrastruktur dan semua sektor usaha.
"Saya jawab, lho...seharusnya kita bangga. Berarti Kementerian BUMN sudah menjalankan fungsinya dengan baik, karena BUMN seharusnya lebih mampu dari swasta," tegas Rini.
Menurutnya, BUMN memiliki tanggung jawab bukan hanya sekedar menyetor dividen dan membayar pajak dalam APBN, tetapi bagaimana kita mengembangkan usaha BUMN sehingga ekonomi Indonesia bisa tumbuh lebih positif.
"BUMN milik kita semua, miliki swasta juga karena BUMN itu milik negara. Saya ingatkan jangan sampai kita kehilangan aset," katanya.
Untuk itu tambah Rini, bukan berarti BUMN tidak boleh bekerjasama dengan swasta.
"Boleh (kerja sama), tidak ada masalah. Namun tolong selalu pikirkan jangka panjang bahwa masyarakat Indonesia, anak cuku kita bisa turut menikmati pembangunan. Jangan akhirnya hilang dan hanya dinikmati oleh beberapa gelintir orang. Itu fungsi kita," tegas Rini.
Ia mengakui di satu sisi dalam pengelolaan BUMN ada berbagai kendala seperti terjadinya kasus penangkapan sejumlah direksi BUMN karena kasus dugaan korupsi ataupun suap, seperti kasus direksi PT Pal Indonesia (Persero), PT Garam (Persero).
"Tolong kita bersama agar kasus seperti ini tidak terjadi lagi. Kita saling ingatkan, karena bapak dan ibu sudah mengucapkan sumpah jabatan," ujarnya.
"Sumpah jabatan harus diresapi dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, sehingga dalam melangkah kita harus cermat dan ingat bahwa kita bekerja untuk bangsa dan negara. Harus mementingkan lembaga BUMN, baru yang lain-lain," tegasnya.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017