Jakarta (ANTARA News) - PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) membukukan peningkatan penjualan 24 persen menjadi Rp414 miliar dan laba kotor naik 355 persen menjadi Rp210 miliar sepanjang kuartal pertama 2017 dibandingkan periode sama 2016.
Direktur dan Investor Relations UNSP Andi W Setianto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis. mengatakan kinerja positif tersebut ditopang penjualan sawit dan karet.
"Manajemen optimistis, kinerja perseroan akan terus membaik pada tahun ini. Apalagi, berdasarkan siklus, produksi sawit biasanya mulai meningkat pada kuartal kedua dan mencapai puncaknya di semester kedua setiap tahun. Tahun ini kami optimistis tumbuh jika dibanding tahun 2016," katanya.
Dikatakan, dalam kuartal pertama 2017 penjualan sawit Rp253 miliar dan komoditas karet Rp161 miliar.
Perseroan terus melakukan serangkaian program revitalisasi perkebunan dan fasilitas produksi untuk menjaga produktivitas kebun inti sawit dan karet, ditengah fluktuasi harga komoditas CPO (Crude Palm Oil) dan karet dunia di kuartal pertama 2017 serta diskon harga jual CPO domestik akibat kebijakan CPO Fund Pemerintah memungut 50 dolar AS per ton CPO untuk subsidi program biodiesel nasional.
Menurut Andi, harga komoditas sawit utama yaitu CPO fluktuatif dari level bulanan 720 dolar AS per ton per ton FOB Malaysia di Januari hingga ke level 660 dolar AS per ton di Maret 2017.
"Perseroan mengikuti protokol RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) and ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) yang menjunjung tinggi prinsip ramah lingkungan dan keberlanjutan, diantaranya kebijakan tanpa membakar dalam melakukan kegiatan perkebunan," katanya.
Perseroan juga telah melakukan inovasi melalui pengembangan bibit unggul yang menghasilkan produksi buah sawit lebih banyak dengan luasan lahan kebun yang sama.
Saat ini dengan luas pertanaman sawit nasional kurang lebih 10 juta hektar, total produksi hanya sekitar 30 juta ton CPO per tahun, dengan bibit unggul maka potensi produktivitas bisa meningkat menjadi 80 juta ton CPO per tahun setelah program peremajaan pohon sawit.
Produktivitas bibit unggul perseroan bisa menghasilkan 35 ton buah sawit per hektar dan ekstraksi CPO nya 23 persen, atau sekitar delapan ton CPO per hektar per tahun, sesuai hasil lapangan bibit unggul perseroan yang sudah disertifikasi.
Dengan bibit unggul, luas lahan kebun tidak perlu bertambah menghasilkan produksi CPO berlipat ganda meningkatkan lagi produksi biodiesel untuk ketahanan energi nasional.
Perseroan melihat bibit unggul dan pendampingan petani pemilik lahan pertanaman sawit nasional kurang lebih empat juta hektar adalah kunci produktivitas berkelanjutan sawit sebagai komoditas strategis nasional.
Direktur Utama UNSP, M. Iqbal Zainuddin menambahkan, strategi peningkatan produktivitas berkelanjutan yang sedang dilakukan akan lebih banyak lagi dirasakan dampak positifnya dalam jangka menengah dan panjang.
"Melanjuti fokus peningkatan produktivitas kebun dan pabrik, kami akan lanjutkan dengan langkah konkrit peningkatan produktivitas aset lainnya dan perbaikan struktur permodalan. Kami optimistis, dalam jangka menengah dan panjang nanti perusahaan ini akan kembali bangkit menemukan momentum yang terbaik menjadi salah satu perusahaan perkebunan yang memiliki fundamental bisnis yang kuat," katanya.
(T.A025/K007)
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017