Mataram (ANTARA News) - Warga di kawasan Bima, Pulau Sumbawa, Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), hingga kini tetap mewaspadai kemungkinan tsunami menyusul gempa tektonik berkekuatan 6,5 Skala Richter yang menguncang daerah itu sekira pukul 09.06 WITA, Kamis. Camat Sape, Bima, Syafruddin Daud, yang dihubungi dari Mataram mengatakan, hingga kini pihaknya terus memantau kawasan pantai, namun tidak ada tanda-tanda akan terjadi tsunami karena air laut tenang dan masyarakat tidak resah. "Sekarang saya sedang berada di pinggir laut dekat Pelabuhan Penyeberangan Sape, tidak ada tanda-tanda akan terjadi tsunami sebagaimana ciri-ciri yang pernah diinformasikan seperti air laut mendadak dangkal atau menyusut ke arah laut," ujarnya. Dia mengaku beberapa saat setelah terjadi gempa dia sempat ditelpon Bupati Bima Ferry Zulkarnaen yang kini sedang berada di Mataram dan diperintahkan agar segera melihat laut. Mengenai kemungkinan terjadi kerusakan bangunan akibat gempa tersebut, Syafruddin mengatakan, sampai saat ini belum ada laporan mengenai adanya korban maupun korban jiwa akibat gempa tersebut. Menurut dia, lokasi yang lebih dekat dengan pusat gempa adalah Kecamatan Lenggudu yang jaraknya sekitar 15 kilometer dari Kecamatan Sape. Sebagaimana diinformasikan sebelumnya, Kota Bima diguncang gempa berkekuatan 6,5 Skala Richter, masyarakat diminta waspada terhadap kemungkinan terjadinya tsunami, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Jakarta telah menyampaikan "warning". Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMG Bandara Selaparang Mataram, Wakodim di Mataram mengatakan, pusat gempa berada di titik koordinat 9,92 Lintang Selatan (LS) dan 118.77 Bujur Barat (BT) yang berjarak sekitar 161 kilometer arah Tenggara, Raba Bima. Gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami, karena kedalaman pusat gempa pada 19 kilometer dasar laut yang berarti relatif dekat dengan permukaan laut, karena itu BMG Pusat telah menyampaikan peringatan melalui semua saluran televisi. Namun hingga kini belum ada informasi mengenai terjadinya tsunami dan kerusakan bangunan serta korban jiwa akibat gempa tersebut. Wakodim mengatakan, di Kota Mataram getaran gempa sekitar tiga Modified Mercalli Interncity (MMI), sementara di Kota Raba, Bima sendiri belum diketahui intesitas getaran gempa tersebut.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007