Bojonegoro (ANTARA News) - Prosesi pemakaman Briptu Nur Hidayat, anggota Polres Merauke, Papua yang tewas ditembak oleh mantan komandannya, AKP Rony Pasaribu (mantan Kasatlantas Polres Merauke), digelar tanpa upacara kebesaran kepolisian maupun tembakan salvo. Pemakaman jenazah Briptu Nur Hidayat di pemakaman umum Desa Trenggulunan, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jatim, Kamis pagi, dilakukan mengikuti prosesi pemakaman adat setempat. Namun, awal pemberangkatan peti jenazah dari rumah duka di Desa Butoh ditandai penghormatan pengangkatan peti jenazah oleh anggota Polsek Ngasem dari dalam rumah duka hingga halaman rumah dan selanjutnya dilakukan warga setempat sampai pemakaman umum yang berjarak sekitar satu kilometer. Kapolsek Ngasem, AKP Rasito mengemukakan, pengangkatan jenazah oleh anggota Polsek dari dalam rumah duka hingga halaman tersebut, merupakan bentuk penghormatan, karena yang bersangkutan sebagai anggota kepolisian. Atas permintaan keluarganya, pemakaman dilakukan secara adat setempat, mengingat korban meninggalkan sudah tiga hari, karena dengan upacara kepolisian butuh waktu lama, tuturnya. Meski demikian, sepanjang perjalanan dari rumah duka ke pemakaman yang berada di Desa tetangga itu, peti jenazah digotong ramai-ramai warga setempat. Tetapi, ada seorang anggota polisi yang membawa foto almarhum hingga ke liang lahat. Diantara para pelayat, tampak calon istri almarhum, Nunung S warga asal Solo, yang mengikuti prosesi pemakaman sampai acara berakhir.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007