Chicago (ANTARA News) - Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir sedikit lebih tinggi pada Rabu (Kamis pagi WIB), di tengah ketegangan geopolitik dan penurunan pesanan pabrik.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus naik 2,5 dolar AS, atau 0,21 persen, menjadi menetap di 1.221,70 dolar AS per ounce, menyusul penurunan ke posisi terendah delapan minggu pada sesi sebelumnya.
Risiko-risiko geopolitik telah bertahan setelah peluncuran rudal terbaru oleh Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) pada 4 Juli, Hari Kemerdekaan Amerika Serikat.
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menyebut uji coba peluncuran rudal itu "sebuah eskalasi ancaman baru" terhadap Amerika Serikat. Sebagai tanggapan, Amerika Serikat dan Korea Selatan melakukan latihan dengan menembakkan rudal ke Laut Jepang pada hari yang sama.
Terlepas dari ketegangan geopolitik, kinerja produksi AS yang buruk merupakan faktor lain yang membuat emas kembali berada di wilayah positif.
Pesanan baru untuk barang-barang manufaktur pada Mei, melemah dua bulan berturut-turut, turun 3,7 miliar dolar atau 0,8 persen menjadi 464,9 miliar dolar AS, Biro Sensus AS melaporkan pada Rabu (5/7). Ini diikuti penurunan 0,3 persen pada April.
Namun, kenaikan emas dibatasi karena indeks dolar AS menguat sebesar 0,05 persen menjadi 96,30 pada pukul 17.00 GMT. Indeks tersebut merupakan ukuran dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya. Saat dolar AS naik, emas berjangka biasanya turun.
Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 19,6 sen atau 1,22 persen menjadi ditutup pada 15,896 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 2,70 dolar AS atau 0,30 persen menjadi ditutup pada 908,80 dolar AS per ounce, demikian Xinhua.
(UU.A026)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017