Dua karakter tersebut diciptakan Dee Lestari dalam cerita pendeknya "Filosofi Kopi" yang kemudian diangkat ke layar lebar pada 2015 lalu, dan dibuat sekuelnya "Filosofi Kopi 2: Ben & Jody" yang akan tayang serentak di bioskop mulai 13 Juli mendatang.
"Saya ingin memberikan apresiasi tertinggi saya kepada Rio dan Chicco karena mereka, dedikasi mereka, yang kemudian bisa menghidupkan karakter Ben dan Jody di luar ekspektasi saya," ujar Dee Lestari dalam temu media usai penayangan perdana "Filosofi Kopi 2: Ben & Jody" di Jakarta, Rabu.
"Karena mereka menghidupkan dua karakter saya jauh lebih kaya dan kompleks ketimbang bagaimana saya membayangkannya dulu," sambung dia.
Dalam sekuel "Filosofi Kopi", Dee Lestari bertindak sebagai konsultan cerita. Meski demikian dia tidak melihat seberapa melenceng film tersebut dari cerita asli.
"Saya benar-benar menilainya sebagai sebuah cerita baru saja. Kalau ada kelemahan ya saya tunjuk, kalau ada kelebihan ya saya apresiasi," ujar dia.
"Tetapi tidak lagi melihatnya sebagai "Oh ini karya Dewi Lestari", karena itu akan menjadi posisi yang menurut saya tidak tepat," lanjut dia.
Menurut Dee, ketika cerita pendeknya diangkat menjadi film bukan lagi dia yang berkarya, melainkan sutradara, produser dan para pemain di dalamnya.
"Di sini saya berusaha menciptakan sebuah jarak atau atmosfer yang sehat. Artinya, saya tidak melihat kompetisi bahwa versi buku adalah terbaik dibandingkan versi film, tapi saya mengapresiasi apa yang sudah dilakukan kreator lain atas karya saya," kata Dee.
"Dan itu bukan berarti mana yang lebih baik, tetapi saya betul-betul menilai kreativitas mereka sampai mana," tambah dia.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017