Athena (ANTARA News) - Pelatih AC Milan, Carlo Ancelotti, menyambut baik kemenangan 2-1 klub asuhannya itu atas Liverpool dalam pertandingan final Liga Champions di Athena, Rabu, sebagai suatu kemenangan bagi sepak bola Italia. Pelatih berusia 47 tahun itu juga mengatakan bahwa hal tersebut akan berimbas pada beberapa hal, terutama bisa memulihkan kepercayaan dalam pelaksanaan pertandingan Italia, menyusul terjadinya skandal pengaturan pertandingan tahun lalu. Skandal mengatur pertandingan itu mengguncang persepakbolaan Italia dan mengakibatkan empat klub besar Serie A dikenakan hukuman, termasuk Milan yang baru bisa mendapatkan haknya ikut Liga Champions setelah naik banding. "Memenangkan Liga Champions benar-benar tidak diperkirakan sebelumnya dalam beberapa hal karena kami harus mengatasi begitu banyak masalah," ujarnya, seperti dilansir Reuters. "Saya tidak akan menyebut hal ini sebagai balas dendam atas skandal itu, tetapi saya hanya berpikir bahwa sepak bola Italia menderita karenanya, terutama Milan, oleh karena itu saya mengatakan kemenangan ini baik bagi sepak bola Italia pada umumnya. Ini akan membantu kami memperoleh kembali kredibilitas kami." Ancelotti, yang juga memimpin Milan meraih gelar juara Liga Champions tahun 2003, tidak menggambarkan kemenangan timnya sebagai arena balas dendam bagi kekalahan Milan dari Liverpool lewat adu tendangan penalti dalam final dua tahun lalu di Istanbul, tetapi ia membandingkan antara dua pertandingan tersebut. "Kadang-kadang Anda secara taktis ingin memainkan suatu pertandingan dengan cara tertentu, tetapi pertandingan sebenarnya memaksa Anda untuk berubah. Di Istanbul, pertandingan itu lebih terbuka, lebih antusias. Sementara pertandingan ini berlangsung lebih ketat, lebih terkontrol mulai dari menit pertama," katanya. "Saat melawan Manchester United di semi-final, kami dapat bermain dengan cara yang lebih kami inginkan, tetapi malam ini kami mendapat tekanan yang agresif dari Liverpool," tambahnya. "Dan hal itu berarti kami tidak dapat hanya mengandalkan pada para pemain seperti Kaka dan Clarence Seedorf yang berjuang untuk bisa bermain dalam pertandingan itu. Tetapi apa yang kami lihat malam ini adalah wajah lain dari AC Milan. Kami melihat mereka sebagai tim yang kuat," katanya. Namun Ancelotti, yang pernah merasakah dua kali sebagai juara Piala Eropa saat ia menjadi pemain AC Milan, sebelum menjadi pelatih pada 2001, menolak meramalkan masa depannya di klub itu. "Nilai jual saya tentu meningkat dengan kemenangan ini tetapi hubungan saya dengan Milan sangatlah kuat. Saya telah mengenakan kaus seragam Milan di lapangan dan hal itu membangun suatu hubungan yang kuat. Apa yang telah saya capai bergantung banyak pada perasaan memiliki saya," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007