Brasilia (ANTARA News) - Menteri Energi Brazilia, Silas Rondeau, Selasa mengumumkan mengundurkan diri, tapi dirinya membantah tuduhan-tuduhan berdasarkan pemeriksaan oleh polisi bahwa ini sebagai reaksi dari proyek-proyek pekerjaan umum. Tindakan Rondeau dilakukan setelah pekan lalu polisi membongkar apa yang disebut Operasi Pisau Cukur, yang melibatkan sekitar 50 orang politisi, pelobi dan pengusaha ditahan, termasuk seorang pembantu senior Rondeau, atas dakwaan penggelapan uang dari kontrak-kontrak pemerintah. Sekretaris eksekutif kementerian energi, Nelson Hubner, akan mengambil alih posisi Rondeau sebagai pejabat sementara, kata istana kepresidenan. Rondeau mengatakan Selasa malam bahwa dia mengundurkan diri, tapi `sama sekali tidak bersalah` dan menyatakan dirinya menjadi korban `persekongkolan kejam`. Kepolisian federal mencurigai dia menerima 100.000 reais (51.000 dolar AS) pembayaran kembali dari satu perusahaan konstruksi yang menang kontrak pemerintah untuk pembangunan listrik bagi keluarga-keluarga miskin. Pembongkaran kasus ini menimbulkan kekhawatiran rencana empat tahunan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva senilai 250 miliar dolar oleh pemerintah dan swasta berkaitan dengan proyek-proyek pembangunan jalan, kereta api dan bandara di samping pabrik-pabrik listrik tenaga air yang kontroversial di wilayah Amazon. Para pemimpin Kongres Selasa mengatakan mereka mulai sekarang mungkin akan menunda pengambilan keputusan mengenai beberapa proposal itu. Rondeau mengontrol lebih dari separoh anggaran untuk proyek-proyek infrastruktur yang dicanangkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mencegah terjadinya kelangkaan listrik. Dia juga membuat kebijakan tentang program biofuel dan duduk di badan eksekutif perusahaan minyak Petrobras yang dikontrol oleh pemerintah. Rondeau adalah menteri pertama yang mengundurkan diri karena tuduhan korupsi sejak periode kedua masa jabatan Lula dimulai Januari, dan kejatuhannya diduga akan mengganggu aliansi politik. Dia adalah anggota Partai Gerakan Demokratik Brazilia (PMDB) yang berhaluan tengah, partai terbesar dari koalisi 11 partai dalam pemerintahan Presiden Lula, demikian Reuters.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007