Palangka Raya (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya menyatakan, sebanyak 41 warga Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, dinyatakan positif tuberkulosis (TB).
"Pada triwulan pertama 2017 saja sudah tercatat 41 warga tercatat sebagai penderita TB positif," kata Pengelola Program TB, Dinkes Palangka Raya, Imelda Eka Sinta di ruang kerjanya, Selasa.
Menurut wanita yang akrab disapa Sinta ini, masih banyak masyarakat menganggap remeh penyakit ini. Padahal jika tidak segera ditangani dapat berdampak kematian pada penderita.
Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB aktif batuk, bersin, atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara. Bila Tuberkulosis tidak diobati maka lebih dari 50 persen orang yang terinfeksi bisa meninggal.
Dia menerangkan, diantara ciri terjangkitnya penyakit ini, biasanya penderita akan mengalami batuk yang tak kunjung sembuh setelah dua pekan atau lebih.
Keadaan akan dapat semakin parah jika penderita juga mengalami demam dan meriang, batuk berdarah, nyeri dada, nafsu makan dan berat badan menurun serta berkeringat dimalam hari tanpa melakukan kegiatan.
"Intinya jika batuh sudah sampai dua minggu tak kunjung sembuh walaupun sudah diobati, harus segera memeriksakan diri. Pemeriksaan dan obatnya pun diberikan gratis di Puskesmas," kata Sinta.
Dia menambahkan, jika hasil pemeriksaan pasien dinyatakan positif, maka penderita diwajibkan meminum obat secara teratur sesuai resep tanpa terlewat.
Pasalnya, lanjut dia, jika tidak diminum secara rutin proses pengobatan tidak akan berhasil sehingga harus menjalani pengobatan lanjutan.
Dia menerangkan, fase awal penyembuhan TB, pasien harus rutin minum obat kombinasi dosis tetap (OAT-KD) selama enam bulan. Jika itu gagal atau tidak diminum rutin selama itu, maka pengobatan akan gagal sehingga proses penyembuhan akan ditambah menjadi delapan bulan dan pengobatan dihitung mulai awal lagi.
"Jadi kunci pengobatan TB adalah berobat teratur dan tuntas. Jika tidak teratur minum obat dan masuk ke tahap ketiga malah setiap hari harus mendapat suntikan selama dua tahun, dan biasanya penderita meninggal sebelum tuntas pengobatannya," katanya.
Untuk itu, wanita berkacamata ini meminta masyarakat untuk tidak menyepelekan penyakit tuberkulosis (TB) karena penyakit menular paru-paru yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis ini sangat mudah ditularkan.
Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017