Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menyebutkan kredit modal kerja yang disalurkan perbankan pada Mei 2017 hanya tumbuh 8,5 persen (year on year/yoy) menjadi Rp2.050,6 triliun atau melambat cukup dalam dibanding April yang tumbuh 10 persen (yoy).
Kredit Modal Kerja (KMK) dari perbankan di bulan kelima ini melambat karena penyaluran kredit untuk sektor pengolahan melambat menjadi 28,9 persen (yoy) dari 29,2 persen (yoy), dan perdagangan, hotel dan restoran juga terkoreksi ke bawah menjadi 6,6 persen (yoy) dari 9,8 persen (yoy), menurut Analisis Uang Beredar Mei 2017 BI yang diumumkan di Jakarta, Selasa malam.
"Selain KMK, kredit investasi (KI) juga melambat menjadi tumbuh delapan persen (yoy) dibanding April 2017 yang tumbuh 7,9 persen (yoy)," menurut Bank Sentral.
Perlambatan KMK menjadi salah satu pemicu menurunnya pertumbuhan kredit perbankan Idnonesia pada Mei 2017 secara tahunan jika dibandingkan April 2017.
Secara keseluruhan, kredit perbankan pada Mei 2017 hanya tumbuh 8,6 persen atau menjadi Rp4.453 triliun, atau lebih rendah dibandingkan April 2017 yang tumbuh 9,4 persen (yoy).
Selain KMK, Kredit Investasi juga melambat menjadi 7,9 persen (yoy) dibandingkan April 2017 yang sebesar 8 persen (yoy). Demikian juga dengan kredit properti yang tumbuh lebih rendah yakni 13,7 persen (yoy) atau sebesar Rp730 triliun, dibanding April 2017 yang sebesar 14,3 persen (yoy).
Meskipun kredit perbankan melambat, keadaan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas tumbuh karena meningkatnya Aktiva Luar Negeri Bersih dan ekspasni operasi keuangan Pemerintah Pusat.
Aktiva LN Bersih mencapai Rp1.447 triliun atau tumbuh 24,4 persen (yoy), sementara anggaran pemerintah juga banyak tercairkan yang tercermin dari kewajiban BI dan perbankan kepada pemerintah pusat yang tumbuh melambat menjadi 35,5 persen (yoy) pada Mei 2017 dibanding Apri 2017 yang sebesar 52,4 persen (yoy).
Dengan begitu, posisi uang beredar dalam arti luas pada Mei 2017 sebesar Rp5.126,2 triliun atau tumbuh 11,1 persen (yoy), lebih tinggi dibanding dengan April 2017 yang sbeesar 10,2 persen (yoy).
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017