Jakarta (ANTARA News) - Situs belajar bahasa Squline menilai Indonesia mempunyai pasar e-learning yang besar, hal itu didasarkan data Docebo.com di mana Indonesia menempati urutan kedelapan dalam industri pendidikan daring diseluruh dunia.
"Peluang bertumbuhnya bisnis e-learning di Indonesia sangat besar dan prospektif. Hal ini ditandai dengan naiknya jumlah permintaan akan kebutuhan e-learning setiap tahunnya," kata CEO Squline Tony Yunus melalui siaran persnya di Jakarta, Selasa.
Tony mengatakan saat ini belum banyak penyedia jasa e-learning di Indonesia, para pelaku usaha yang menggeluti bisnis tersebut perlu strategi yang matang agar dapat meraih peluang secara optimal.
Menurut data Docebo.com, total pasar e-learning pada 2016 sebesar 51,5 miliar dolar AS, dengan angka pertumbuhan rata-rata per tahun 7,9 persen di seluruh dunia.
Sedangkan Asia memiliki total market 7,1 miliar dolar AS dengan angka pertumbuhan per tahun 17,3 persen.
Bahkan Indonesia menjadi salah satu negara yang mencatat total pertumbuhan pasar e-learning sebesar 25 persen melebihi rata-rata di Asia dan seluruh dunia setiap tahunnya.
Indonesia juga dinilai memiliki peluang yang menjanjikan di tahun 2017 karena diproyeksi mengalami peningkatan pasar e-learning sebesar 12,2 miliar dolar AS.
"Kami melakukan riset bahwa sebagian besar siswa-siswi yang belajar bahasa asing memiliki problem jadwal belajar yang kurang fleksibel, terutama untuk profesional muda, inilah yang mendorong kami meluncurkan jasa kursus belajar asing secara daring," kata dia.
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017