Jakarta (ANTARA News) - Guru Besar Sosiologi Agama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Profesor Bambang Pranowo mengatakan segenap warga negara Indonesia harus menyadari fitrah bangsa Indonesia yang beragam suku, bahasa, adat, dan agama yang disatukan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika.
"Itu tidak bisa diganggu gugat oleh siapa pun, termasuk kelompok radikal yang mengusung mimpi mendirikan khilafah," kata Bambang di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, konsep Bhinneka Tunggal Ika juga tercantum dalam Al Quran, yakni dalam surat Al Hujurat ayat 13 yang menyebutkan manusia dijadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal.
Oleh karena itu, masih dalam suasana Hari Raya Idul Fitri 1438 H, Bambang kembali mengingatkan pentingnya menghormati perbedaan dan menjaga persatuan.
Menurut dia sangat disesalkan apabila ada anak bangsa yang memusuhi dan meneror saudara sebangsa hanya karena perbedaan, terlebih dengan mengatasnamakan agama.
Ia mengatakan orang yang melakukan teror itu tidak memahami secara benar ajaran agama, memiliki pemahaman agama yang dangkal, serta terbutakan oleh berbagai macam propaganda radikalisme yang menyesatkan.
"Dalam Islam membunuh orang hanya boleh karena ada peperangan. Kalau tidak dalam perang, membunuh satu orang itu dosanya sama dengan membunuh seluruh umat manusia," kata Bambang.
Istilah jihad dan syahid, lanjut Bambang, jelas tidak bisa diterapkan di Indonesia karena negara ini tidak dalam kondisi perang.
"Jadi, apa yang diusung para pelaku aksi terorisme jelas salah dalam menafsirkan jihad dan syahid," kata Bambang.
Ia menilai peran ulama sangat besar untuk memberikan pemahaman dan pengertian agama Islam yang benar, Islam yang menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017