Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa dibuka turun sebesar 23,51 poin seiring dengan sebagian investor yang melakukan aksi ambil untung.

IHSG BEI dibuka turun 23,51 poin atau 0,40 persen menjadi 5.886,72 poin. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak melemah 5,93 poin (0,68 persen) menjadi 990,68 poin.

"Laju IHSG tertahan menyusul sebagian investor melakukan aksi ambil untung setelah mayoritas saham di dalam negeri mengalami penguatan pada hari sebelumnya (3/7)," kata analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Selasa.

Reza menambahkan bahwa penilaian Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait adanya tambahan defisit anggaran sekitar Rp37 triliun-Rp40 triliun menjadi sebesar Rp367 triliun-Rp370 triliun juga turut mempengaruhi pergerakan IHSG.

Kendati demikian, lanjut Reza Priyambada, laju IHSG masih berpotensi bergerak positif mengingat sentimen di dalam negeri masih positif, di antaranya sinergi positif antara kementerian dan lembaga dalam menjaga inflasi.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi pada Juni 2017 mencapai 0,69 persen. Dengan demikian laju inflasi tahun kalender Januari-Juni 2017 telah mencapai 2,38 persen dan inflasi dari tahun ke tahun (yoy) tercatat sebesar 4,37 persen.

"Sebagian pelaku pasar masih merespon positif tingkat inflasi Juni masih dianggap wajar," katanya.

Sementara itu,Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere menambahkan bahwa kenaikan pasar saham di kawasan Asia bisa kembali membuka peluang bagi IHSG untuk kembali bergerak menguat.

Selain itu, lanjut Nico Omer, harga minyak mentah dunia yang berpotensi menguat pada Juli juga akan turut menjaga fluktuasi IHSG sehingga tetap bergerak stabil ke depannya.

Bursa regional, di antaranya indeks bursa Nikkei naik 90,10 poin (0,45 persen) ke 20.145,90, indeks Hang Seng menguat 39,99 poin (0,16 persen) ke 25.824,16, dan Straits Times menguat 4,24 poin (0,13 persen) ke posisi 3.227,70.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017