Jakarta (ANTARA News) - Ketenaran acara talkshow "Empat Mata" yang dibawakan pelawak Tukul Arwana, rupanya disadari pihak stasiun TV Trans 7 tidak akan bertahan lama. Menurut Direktur Utama Trans 7 Wishnutma di Jakarta, Rabu, stasiun yang baru merjer dengan Trans TV itu telah meluncurkan lima acara baru yang diharap dapat menjadi "pengganti" acara Empat Mata. "Kami yakin tiga atau empat dari program-program baru ini akan menjadi Empat Mata yang lain," ujarnya. Kelima acara baru itu adalah program anak-anak "Selamat Pagi Ceria", tayangan untuk wanita bertajuk "Wanita Dalam Berita", program komedi bergaya tahun 80-an "Full Color", acara komedi "Bakul Metropolis" dan talkshow modern ala Lenong Betawi "Rumpi". "(Program yang diluncurkan) Bulan ini sebagai pemanasan. Dalam waktu dekat akan kami luncurkan enam hingga delapan program baru yang sifatnya non-drama," kata Wishnu. Kesuksesan program talkshow "Empat Mata" memang telah menimbulkan sebuah fenomena baru di mana biasanya pembaca acara talkshow yang biasanya pintar diganti dengan sosok Tukul yang tidak bisa bertanya ke narasumber sebelum melihat "kembali ke laptop". Sementara keputusan memfokuskan diri pada program-program non-drama disebut Wishnu sebagai langkah untuk menghindari persaingan dan menambah alternatif tontonan bagi masyarakat. "Lagi pula, jika penonton berpikir tentang sinetron, mereka akan menonton RCTI atau SCTV terlebih dahulu, baru menonton di televisi lain. `Mindset` masyarakat sudah terbentuk, dan kita tidak akan menang melawan stasiun-stasiun yang lebih mapan itu," kata Wishnu. Tujuan mengeksplor tayangan-tayangan non-drama itu, disebut Wishnu selain sebagai langkah menghindari persaingan dengan sinetron, juga untuk memberi wawasan kepada penonton televisi. "Banyak dampak negatif dari sinetron, mulai dari gaya hidup, cara berpakaian dan lain-lain. Agak kacaulah menurut saya," katanya. Meskipun demikian, Trans TV bukannya melarang adanya sinetron mengudara di stasiunnya. "Kami sedang menyiapkan sinetron juga, tapi yang lebih baik dari yang ada sekarang," kata Wishnu.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007