Yala, Thailand (ANTARA News) - Tujuh orang, termasuk dua remaja, tewas di Thailand selatan, kata polisi hari Rabu, sementara 11 orang lain cedera dalam rangkaian pemboman oleh tersangka pejuang. Polisi pada Rabu menemukan empat mayat penuh luka tembak di rumah di perkebunan karet di Yala, satu di antara tiga propinsi selatan, yang berpenduduk sebagian besar suku Melayu. Korban itu, semua warga Melayu, adalah seorang penyadap karet berumur 56 tahun dan puterinya berusia 21 tahun serta dua saudara laki-lakinya berumur 15 dan 18 tahun, kata polisi, dengan menambahkan bahwa mereka tak pasti apakah pria saudara itu punya hubungan keluarga dengan bapak dan anak perempuan tersebut. Pada Rabu malam, bom jalanan membuat cedera ringan empat polisi, yang pulang dari tempat pembunuhan ganda tersebut. Polisi menyatakan mayat tersangka pejuang juga ditemukan di dekat tempat ledakan itu, kepalanya tampak ditembak. Dua pemboman jalanan lagi di Yala pada Rabu melukai satu tentara dan enam polisi peronda perbatasan dan seorang laki-laki berumur 48 tahun ditembak tewas oleh tersangka pejuang saat mengendarai motor. Pada Selasa malam, seorang laki-laki bermotor berumur 40 tahun ditembak mati oleh tersangka pejuang dalam penembakan berkendaraan di propinsi Pattani. Lebih dari 2.200 orang tewas akibat perjuangan di daerah berpenduduk sebagian besar Melayu, yakni Yala, Narathiwat dan Pattani, yang berbatasan dengan Malaysia, sejak Januari 2004. Kekerasan meningkat, meskipun ada langkah untuk perdamaian oleh pemerintah, yang berkuasa sesudah kup pada September 2006. Seorang jenderal penting Thailand pekan lalu memperingatkan bahwa gerilyawan mungkin melancarkan serangan berukuran luas di wilayah selatan. "Keadaan di selatan saat ini merupakan yang terburuk dan gerilyawan mungkin melancarkan serangan berukuran luas terhadap tentara," kata Jenderal Panlop Pinmanee, penasehat satuan tentara, yang bertanggungjawab atas keamanan negara. Tentara Thailand, yang menggelar sekitar 30.000 tentara di wilayah selatan itu, berencana mengirim pasukan tambahan ke daerah rawan tersebut awal Mei, kata mayor angkatan darat Veeran Chantasarkosol. Pemerintah menolak mengugkapkan jumlah tentara akan dikirim itu, tapi laporan daerah menyatakan pasukan tambahan berjumlah 15.000 tentara mungkin dikirim. Tiga propinsi itu pernah menjadi satu kesultanan mandiri sampai dicaplok Thailand seabad lalu. Kekerasan untuk memisahkan diri itu meletus di sana sejak saat tersebut. Seorang wartawan Australia dan pemandunya orang Thai termasuk dalam tujuh orang korban ledakan bom di propinsi Yala pada Selasa pagi, setelah penduduk desa setempat menembak tewas seorang tersangka pemberontak. Polisi menyatakan, pejuang menembak mati seorang penduduk desa setempat dan mengabarkannya kepada polisi pada sekitar pukul 06.30 waktu setempat (06.30 WIB). Beberapa polisi dan Philip Blenkinsop, wartawan foto lepas untuk majalah "Time", diserang di kabupaten Muang. Ketika polisi menyelidiki jenazah penduduk tertembak dan dibakar oleh tersangka pejuang itu, sebuah bom disembunyikan di daerah itu meledak, kata polisi. Tiga polisi, dua penduduk setempat, Blenkinsop dan pemandunya menderita beberapa luka di tubuh mereka, kata polisi dikutip AFP.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007