Periode puncak keramaian arus mudik di stasiun untuk kereta eksekutif itu terjadi dari 15 Juni sampai satu pekan setelah jatuhnya hari raya. Selama itu, sekitar 13.000-16.000 selalu memenuhi kursi kereta setiap harinya, termasuk 14 kereta tambahan yang disediakan PT KAI untuk mengantisipasi melonjaknya jumlah penumpang.
Sementara itu periode puncak arus balik hanya terjadi selama tujuh hari dari hari kedua lebaran, dengan jumlah penumpang 13.000-14.000 setiap harinya.
Di luar hari-hari tersebut, jumlah penumpang di Stasiun Gambir hanya mencapai beberapa ribu.
Kecenderungan yang sama, di mana arus mudik lebih besar dibanding balik, juga terjadi Stasiun Senen yang khusus memberangkatkan dan menerima kereta kelas bisnis dan ekonomi.
Sementara itu, beberapa penumpang asal kota-kota Jawa yang turun di Gambir pada Minggu mengaku memilih hari ini untuk kembali ke Jakarta karena besok sudah harus memulai aktivitas kerja.
"Saya hanya mengajukan cuti selama seminggu, sehingga hari ini harus kembali ke Jakarta," kata Ridwan yang baru saja kembali dari Yogyakarta bersama istri dan seorang anaknya yang masih balita.
Meski para pekerja Jakarta sudah mulai kembali ke ibu kota, masih banyak orang-orang yang baru memulai liburan ke kampung halaman pada Minggu, dengan jumlah keberangkatan mencapai hampir dari 10.000 orang.
Ada beberapa pula di antara mereka yang merupakan penduduk yang lahir di Jakarta yang bekerja di kota lain, sebagaimana Sri Hani yang berangkat ke Surabaya pada Minggu.
"Keluarga besar saya ada di Jakarta Selatan, di sini saya mudik, kebalikan dari orang-orang lain," kata dia.
Pewarta: GM Nur Lintang Muhammad
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017