Benghazi (ANTARA News) - Sebanyak 44 tentara yang setia kepada kepala militer Libya Khalifa Haftar tewas pada Juni saat memerangi kelompok ekstremis di Benghazi, menurut seorang narasumber medis di kota tersebut.
Pasukan tersebut tewas di distrik Al-Sabri dan Soug al-Hout, benteng ekstremis terakhir di Benghazi, kata Hani al Aribi, juru bicara Kementerian Kesehatan di Libya timur yang bersekutu dengan Haftar.
Hingga kini belum ada jumlah korban yang dirilis dari kelompok ekstremis.
Haftar, yang mengepalai Tentara Nasional Libya (LNA), tidak mengakui otoritas Pemerintahan Nasional yang berbasis di Tripoli, dan sebaliknya mendukung parlemen rival di negara timur jauh.
Pasukannya telah merebut kembali sebagian besar Benghazi sejak kota pesisir tersebut dikuasai para ekstremis pada 2014.
Peperangan dan pelanggaran hukum sejak revolusi Libya pada 2011 telah memungkinkan kelompok-kelompok ekstremis seperti ISIS untuk merebut beberapa daerah pesisir, memberikan para ekstremis basis di ambang pintu Eropa.
Juru bicara LNA Khalifa al-Abidi pada Sabtu melaporkan "kemajuan signifikan" dalam pertempuran Benghazi, menambahkan bahwa "teroris" terkepung di daerah seluas dua kilometer persegi.
Haftar meminta pasukannya pekan ini untuk meningkatkan upaya untuk "benar-benar membebaskan kota Benghazi dari teroris," demikian seperti dilansir dari Kantor Berita AFP.
Penerjemah: Try Reza Essra
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017