Tokyo (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, Indonesia menginginkan Jepang memperbesar kegiatan investasinya di bidang manufaktur sehingga dapat membuka lapangan kerja baru sekaligus mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Kita berharap Jepang memahami aspirasi kita untuk memperbesar investasi di bidang manufaktur," kata Wapres usai bertemu dengan sejumlah pengusaha Jepang di Tokyo, Rabu. Jusuf Kalla mengemukakan hal itu berkaitan pola hubungan kerjasama ekonomi kedua negara agar bisa dilandasi pemahaman Indonesia mengenai aspirasi Jepang, dan pada saat yang sama meminta agar negara Matahari Terbit itu pun dapat memahami aspirasi Indonesia. "Yang saya minta dari (kerjasama ekonomi, red) dengan Jepang adalah timbal balik. Oke, kita penuhi aspirasi Jepang, tetapi aspirasi kita juga, yaitu memperbesar kapasitas investasi di bidang manufaktur," ujarnya. Dari sejumlah pertemuannya dengan sejumlah pengusaha Jepang, Wapres menyinggung soal kebutuhan Jepang akan pasokan gas yang besar dari Indonesia, sehingga Indonesia perlu memanfaatkan betul sumber daya energinya yang besar. "Karena kegiatan di sektor gas tidak memberikan peningkatan bagi lapangan kerja. Sementara yang kita butuhkan adalah kegiatan ekonomi yang bisa menyerap banyak tenaga kerja," ujar Ketua Umum Partai Golkar itu. Lebih jauh dijelaskan mengenai pentingnya mempertahankan kerjasama ekonomi dengan Jepang secara seimbang. Apalagi Jepang memang memiliki jaringan kerjasama ekonomi yang bagus dan selalu berpikir jangka panjang. "Kekuatan ekonomi Indonesia saat ini di energi, mulai dari gas, batu bara, dan kita harus menata kekuatan ini. Kita tidak boleh mengobral kekuatan ini," ujarnya. Meski mengakui investasi di sektor energi tinggi, Wapres menegaskan untuk bisa memberikan manfaat yang besar bagi rakyat. "Ini harus betul-betul kita perhatikan, disamping sektor pertanian yang memang penting bagi negara ini," ujarnya. Wapres berada di Jepang untuk kunjungan kerja selama lima hari. Selain bertemu dengan kalangan industriawan Jepang, juga bertemu dengan PM Shinzo Abe serta Menlu Jepang. Wapres juga akan mneghadiri konferensi internasional yang diselenggarakan oleh lembaga pers terkemuka Jepang Nikkei. Wapres diminta unutk menjaid salah satu pembicara dalam seminar yang mengundang sejumlah kepala pemerintahan.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007