Jakarta (ANTARA News) - Deputi bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan dan UMKM Bappenas Prasetijono Widjojo mengatakan pihaknya optimis tingkat pengangguran pada 2008 dapat terus ditekan hingga di bawah 9 persen seperti target pada RKP 8-9 persen, meskipun mengaku sangat sulit untuk mencapai target RPJM 2004-2009, yaitu 5 persen.
"Insyaallah bisa, sebab untuk 2008 ini ada konsolidasi pemantapan program-program pengangguran," kata Prasetijono di Jakarta, Rabu.
Menurut BPS, pada Februari 2007 jumlah pengangguran terbuka mencapai 10,55 juta atau 9,75 persen dari jumlah angkatan kerja Indonesia, yang berarti lebih rendah dari posisi Februari 2006 yaitu 11,10 juta orang atau 10,40 persen. BPS juga mencatat jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2007 mencapai 108,13 juta orang lebih tinggi posisi Februari 2006 yaitu 106,28 juta orang.
Prasetijono mengatakan kunci dari penanganan masalah pengangguran adalah bagaimana menciptakan pasar tenaga kerja yang fleksibel, dimana terjadi hubungan industrial yang baik antara pengusaha dan tenaga kerja.
Sementara itu Staf Ahli Meneg PPN bidang SDM dan Kemiskinan Bambang Widianto mengatakan sektor yang masih memiliki peluang untuk penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar adalah sektor manufaktur, pertanian, dan perkebunan.
Menurut Bambang, kesulitan yang dialami pemerintah dalam menyelesaikan masalah pengangguran adalah karena masih rendahnya tingkat pendidikan angkatan kerja di Indonesia, 55 persen di antaranya adalah lulusan SD.
"Hanya 2,7 persen yang merupakan lulusan S1. Jadi kalau Anda lulus S1, itu elit sekali," tuturnya.
Dia juga berharap peluang kerja yang dihasilkan dari sektor manufaktur dan perkebunan adalah kesempatan kerja yang berkesinambungan, atau bukan pekerjaan yang sementara sifatnya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007