Jakarta (ANTARA News) - Direktur Keuangan PT Indosat Wong Heang Tuck mengatakan Indosat saat ini sedang berusaha untuk menambah dana melalui hutang sebesar 370 juta dolar AS untuk dibelanjakan disektor selular dari total kebutuhan belanja modal sebesar 700 juta dolar AS tahun ini. "Jika Agustus tidak didapat, maka kita akan lepas," kata Wong Heang Tuck seusai konferensi pers di Jakarta, Rabu. Menurut dia, pembiayaan tersebut akan dilakukan melalui sindikasi perbankan nasional. Namun ketika ditanyakan bank mana yang akan melakukan sindikasi, dia tidak mau berterus terang. "Ada berapa bank besar di Indonesia?," katanya sambil terseyum. Ia mengatakan bahwa pembiayaan tersebut diseusuaikan dengan keadaan pasar apakah akan menggunakan dolar ataupun rupiah. "Tidak pasti (dolar AS), kita juga melihat yang lain tidak hanya hutang dolar (AS)," katanya. Ia mengatakan bahwa pembiayaan dalam bentuk dolar ataupun rupiah tetap memiliki karakteristiknya masing-masing. Selain itu Ia mengatakan Indosat telah mempersiapkan diri menghadapi fluktuasi nilai tukar rupiah melalui kebijakan lindung nilai (hedging) yang telah dilaksanakan tahun 2003. "Kita punya kebijakan lindung nilai, dari 580 juta dolar AS hutang yang dimiliki, 400 juta dolar AS telah dilindung nilai," katanya. Saat ini menurut dia PT Indosat telah memenuhi sekitar 330 juta dolar AS kebutuhan belanjanya. "Termasuk dengan penerbitan obligasi yang mencapai tiga triliun kemarin," kata Wong. Sebelumnya PT Indosat Tbk, memutuskan meningkatkan nilai obligasi yang akan diterbitkan dari sekitar Rp2 triliun menjadi Rp3 triliun, menyusul tingginya permintaan. Berdasarkan masa penetapan nilai obligasi periode 18-30 April 2007, terjadi kelebihan permintaan, maka nilai penawaran dinaikkan menjadi Rp3 triliun dari sebelumnya Rp2 triliun. "Kami berterimakasih kepada investor yang percaya terhadap bisnis Indosat. Seperti kami sebutkan, hasil penerbitan obligasi ini akan digunakan untuk menambah belanja modal setidaknya satu miliar dolar AS," kata Wong.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007