"Saya dari Majalengka jalan setelah salat Jumat. Saya sendiri karena anak dan istri kembali pakai mobil jasa perjalanan," kata pemudik asal Majalengka Agus Purnama (32) yang akan kembali ke Tangerang, Banten, ketika dijumpai di Cikampek Karawang, pada Jumat.
Agus mengaku kembali ke Tangerang pada Jumat untuk menghindari puncak arus balik pada Sabtu (1/7) dan Minggu (2/7).
"Lalu-lintas tadi masih lancar. Kalau lancar terus, saya bisa sampai Tangerang selepas Magrib. Saya juga mengendarai motornya tidak buru-buru," kata Agus.
Pendapat yang sama tentang arus lalu-lintas yang lancar juga disampaikan pemudik asal Indramayu, Karyadi (46).
"Saya hanya sama istri berkendara dengan sepeda motor. Saya menitipkan anak kami ke tetangga yang akan kembali ke Jakarta dengan bajaj," kata Karyadi yang tinggal di Pulogadung, Jakarta Timur.
Karyadi mengatakan harus beristirahat hingga empat kali sejak memulai perjalanan dari Indramayu hingga Cikampek. "Mungkin nanti kami istirahat satu kali lagi melepas lelah sebelum sampai di Pulogadung," kata Karyadi.
Pekerja pabrik konveksi di Tangerang itu berharap dapat kembali ke kampung halaman di Indramayu pada Lebaran 2018 dengan angkutan umum.
Meskipun arus lalu-lintas di pantura Jawa Barat lancar, pemudik asal Kuningan, Jumalih (35) menilai masih ada ruas-ruas jalan yang bergelombang dari Indramayu hingga Karawang selain jalan-jalan berlubang.
"Saya akan kembali ke Bekasi Timur," kata Jumalih yang memboncengkan anak dan istrinya sepanjang lebih dari 240 kilometer dari Kuningan.
Jumalih mengaku telah beristirahat sampai lima kali karena mulai berangkat sejak pukul 09.00 WIB dari Kuningan.
"Kami pilih sepeda motor karena lebih hemat dan lebih lancar menembus kemacetan arus mudik. Harapan saya, tahun depan kami dapat mudik dengan menyewa mobil bersama saudara atau tetangga satu kampung," katanya.
VIDEO:
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017