Kepala Desa Betung, Indra Gunawan di hubungi Antara, Rabu, mengatakan lomba panjang pinang merupakan tradisi turun menurun warga setempat dalam memeriahkan hari sakral umat islam yakni Idul Fitri dan Idul Adha.
"Lomba ini untuk menghibur masyarakat desa yang merantau dan mereka pulang ke kampung saat lebaran. Dan setelah mereka kembali lagi merantau diharapkan mereka selalu teringat kampung halaman," kata Indra.
Indra mengatakan selain panjang pinang untuk dewasa juga ada lomba makan kerupuk bagi anak-anak. Biasanya perlombaan dilaksanakan pada hari ke-dua lebaran, baik Idul Fitri maupun Idul Adha.
Sedangkan untuk pembiayaan, Indra mengatakan bersumber dari swadaya masyarakat setempat. Setiap tahun kegiatan ini didukung penuh warga terutama yang berpenghasilan lebih.
"Untuk dana sendiri swadaya dari masyarakat, seperti dari warga yang mempunyai usaha toko turut menyumbangkan dagangannya. Terutama untuk hadiah panjang pinang seperti sabun, ember, baskom dan lain-lainnya," katanya menjelaskan.
Indra mengatakan kegiatan yang dilakukan bukan untuk mengharapkan hadiah. Namun kegiatan lebih di titik niatkan pada kebersamaan dan silaturrahmi antarwarga setempat.
Sementara di Seberang Kota Jambi, tepatnya di Kelurahan Tahtul Yaman, warga juga menggelar tradisi beragam perlombaan ala tujuh belasan Agustus saat merayakan Lebaran Idul Fitri. Anak-anak sangat bersemangat mengikuti semua perlombaan itu.
Berbagai perlombaan disiapkan pihak panitia pelaksana termasuk hadiahnya, seperti perlombaan mengambil uang koin di dalam taburan tepung terigu, lomba mengupas telur rebus, balap karung, tarik tambang serta yang terakhir adalah panjat pohon pinang.
"Tradisi ini selain untuk hiburan warga setempat juga bertujuan untuk menjalin tali silahturahmi sesama warga di Tahtul Yaman dan sekitarnya serta menghindari hal-hal yang negatif setelah kita berpuasa dan merayakan lebaran," kata Ketua Panitia Pelaksana Perlombaan, Khaidir Maulana.
Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017