"Bencana tanah longsor tersebut terjadi di pemukiman warga di jalan Merdeka Tepi Laut RT 01 RW 01 Kelurahan Kuala Enok sekira pukul 11.30 WIB," ujar Kapolres Inhil AKBP Dolifar Manurung SIK di Tembilahan, Selasa.
Dolifar menerangkan, tiga unit rumah yang terkena bencana tanah longsor masing-masing milik Rendi, Alek dan milik Unyong yang disewakan kepada Marni.
Selain merusak sejumlah rumah dan pelabuhan Sandrego, bencana longsor juga menyebabkan kerusakan terhadap jalan pelantar kayu sepanjang 20 meter.
Lebih lanjut ia menjelaskan, peristiwa tanah longsor bermula diketahui oleh Rendi warga setempat yang merasakan ada gerakan saat sedang berada di dalam rumah miliknya.
Merasakan hal tersebut, ia segera mengeluarkan barang-barang miliknya dan berlari keluar rumah sambil berteriak adanya longsor.
"Berdasarkan data yang diperoleh tidak terdapat korban jiwa atas musibah tersebut, namun kerugian ditaksir mencapai Rp 450 juta," terang Dolifar.
Disamping itu, berdasarkan keterangan Kapolsek setempat, musibah tanah longsor diduga disebabkan oleh abrasi air sungai. Dan pemukiman rumah masyarakat yang mengalami musibah longsor berada di sepanjang pinggir sungai Kuala Enok.
"Saat ini Pemerintah Kecamatan Tanah Merah dan Polsek Tanah Merah serta masyarakat setempat sedang melakukan pendataan terhadap identitas pemilik rumah dan mengevakuasi barang-barang milik warga yang masih bisa diselamatkan,"ucapnya.
Sedangkan terhadap warga pemilik rumah yang mengalami musibah tanah longsor sementara mengungsi di rumah kerabat dan masyarakat di sekitar TKP tanah longsor.
Pewarta: Asripilyadi dan Adriah Akil
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017