Palu (ANTARA News) - Pasca Lebaran Idul Fitri, warga di Kota Palu, Sulawesi Tengah cukup susah mendapatkan elpiji subsidi karena stok semakin menipis.
Bahkan, kata Ny Marli, seorang ibu rumah tangga, Selasa, suaminya sudah mencari di beberapa pangkalan, tetapi stok kosong.
Seperti di bilangan jalan Kancil, jalan Anoa dan Igusti Ngurah Rai Palu Selatan, rata-rata pengkalan pengecer elpiji sudah kehabisan stok elpiji tiga kg.
Tetapi khusus stok elpiji 5,5 kg dan 12 kg, stok di kios-kios masih cukup banyak.
Hal senada juga disampaikan Ny Elsa, seorang warga yang tinggal di bilangan jalan Malaya, Kelurahan Birobuli Selatan. Ia mengaku semua pangkalan yang ada di wilayah itu telah kehabisan stok elpiji 3kg.
Tetapi di beberapa tempat, kata dia, stok masih ada, namun harganya memang mengalami kenaikan. Misalkan elpiji tiga kg yang biasanya dijual pangkalan Rp16 ribu/tabung, kini naik menjadi Rp20 ribu/tabung.
Harga tersebut, kata dia, harga penjualan di kios-kios, sebab di pangkalan sudah kosong.
Mereka meminta pihak Pertamina sebagai yang bertanggungjawab atas persediaan dan pendistribusian elpiji tiga kg untuk segera mensuplai ke pangkalan agar warga tidak kesulitan mendapatkan kebutuhan itu.
"Kami berharap Pertamina mendistribusikan elpiji tiga kg ke pangkalan-pangkalan pengecer karena stok sudah habis," pinta Ny Marlin dan Ny Elsa.
Pihak Pertamina sebelumnya menjamin stok elpiji subsidi dan nonsubsidi untuk kebutuhan Lebaran dan pasca Lebaran di seluruh wilayah Sulteng, termasuk di Kota Palu mencukupi kebutuhan.
Namun dalam kenyataannya, elpiji tiga kg justru selama pasca Lebaran ini sangat sulit diperoleh di pangkalan, kecuali di kios cukup banyak dan harga jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) pemerintah.
Pewarta: Anas Masa
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017