Beijing (ANTARA News) - Sebanyak 15 orang korban tanah longsor di Provinsi Sichuan ditemukan tewas, sedangkan 120 lainnya masih tertimbun reruntuhan 62 bangunan rumah yang mereka tempati saat bencana tersebut terjadi pada Sabtu (24/6) pagi.
Hingga Sabtu (24/6) pukul 22.00 waktu setempat (21.00 WIB), petugas SAR mendapati 15 jasad tak bernyawa tersebut ditemukan di antara puing-puing bangunan, demikian laporan sejumlah media resmi pemerintah China yang dipantau Antara di Beijing, Minggu.
Pencarian masih terus dilakukan semalam suntuk dan masyarakat sekitar diingatkan untuk mewaspadai bencana susulan.
Para petugas menggunakan alat deteksi jiwa dan anjing pelacak, namun hingga pukul 22.00 tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan baru.
"Kami tidak akan pernah menyerah, meskipun peluangnya sangat kecil," kata seorang petugas SAR kepada Kantor Berita Xinhua.
Wakil Gubernur Aba dan Tibetan, Xu Zhiwen, yang wilayahnya terkena dampak paling parah dalam bencana tersebut mengatakan bahwa identitas 118 korban hilang sudah dipublikasikan di laman resmi pemerintahannya.
Xu juga mengkhawatirkan beberapa wisatawan turut tertimbun saat mengunjungi desa wisata yang terkena tanah longsor tersebut.
Ia mencatat 142 wisatawan memasuki lokasi wisata tersebut pada Jumat (23/6) atau sehari sebelum bencana melanda.
Longsoran tanah dari puncak perbukitan Prefektur Aba menimpa Desa Xinmo, Kabupaten Maoxian, Sabtu (24/6) pukul 06.00 waktu setempat. Material longsor menutup aliran sungai sepanjang 2 kilometer dan memutus jalan sepanjang 1,6 kilometer.
Pemerintah daerah setempat menyatakan darurat bencana dengan mengirimkan beberapa petugas ke lokasi.
Hingga saat ini tercatat 3.000 petugas yang dilengkapi alat deteksi jiwa melakukan pencarian korban.
Dinas Pertanahan dan Sumber Daya Prefektur Aba dan Tibetan menyatakan bahwa tanah longsor terjadi akibat hujan deras.
Pihaknya memperkirakan 18 juta meter kubik material longsor menimbun separuh wilayah Desa Xinmo.
Pakar geologi di lokasi kejadian berpendapat bahwa kemungkinan korban yang bisa selamat dalam musibah tersebut sangat kecil.
Hanya tiga orang dari satu keluarga yang berhasil diselamatkan lima jam setelah bencana. Mereka segera dilarikan ke RSUD Maoxian dan tidak seorang pun mengalami luka parah. Seorang anggota keluarga lainnya yang masih berusia tiga tahun masih tertimbun.
Qiao Dashuai (26) kepala keluarga itu mengaku dia dan istrinya dibangunkan oleh tangisan bayi laki-lakinya yang berusia satu bulan pada pukul 05.30 waktu setempat atau setengah jam sebelum kejadian.
"Saya tiba di lokasi kejadian pada pukul 07.30 dan seluruh area tersebut tertimbun tanah," kata He Dajun, seorang pekerja Pembangkit Listrik Kabupaten Maoxian.
Sekitar 110 orang tinggal di wilayah lain desa itu telah dievakuasi ke sekolahan di kota, Sabtu malam, karena khawatir hujan deras dan bencana susulan terjadi.
Penduduk desa itu terbagi dalam dua kelompok sejak direlokasi pada 1976 karena sering tertimpa longsong.
Sementara itu, seorang taipan Wang Jianlin mendonasikan 20 juta RMB (Rp39 miliar) untuk membantu korban dan memperbaiki rumah warga yang terkena bencana di wilayah baratdaya daratan Tiongkok itu.
Menurut pendiri Dalian Wanda Group, pengembang real estate terbesar di China, itu dananya disumbangkan melalui Sichuan Charity Federation dan proses pencariannya dimulai pada Sabtu (25/6) sore, demikian laporan People Daily.
Presiden China Xi Jinping meminta semua pihak terus bekerja keras melakukan pencarian. Demikian pula Perdana Menteri Li Keqiang juga memberikan instruksi serupa kepada badan SAR dan penanggulangan bencana setempat sebagaimana dilaporkan China Daily.
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017