Direktur Keselamatan dan Pelayanan Perum DAMRI Gede Pasek Suardika, di Jakarta, Sabtu, mengatakan perusahaan mengeluarkan kebijakan tarif batas tengah yang berlaku pada H-10 sampai H-5 Lebaran serta hari H sampai H+2, sedangkan sisanya dikenai tarif batas atas.
"Kalau mau naik DAMRI agak murah jangan dekat Lebaran, lalu baliknya jangan jauh dari Lebaran. H-10 sampai H-5 masih tarif tengah, H-4 sampai H-1 sudah kena batas atas. Shalat Id, tarif turun, kemudian H+1 dan H+2 batas tengah, H+3 sudah kena batas atas," kata Gede Pasek saat dihubungi Antara di Jakarta.
Ia menjelaskan kebijakan tarif bervariasi ini diberlakukan dari Jabodetabek ke luar Jawa dan Sumatra serta sebaliknya.
Ada pun tarif batas tengah dan atas yang diberlakukan, misalnya dari Jakarta menuju Yogyakarta, yakni tarif regulernya Rp135 ribu, batas tengahnya Rp215-225 ribu dan tarif atasnya Rp295 ribu.
Meski diberlakukan tarif batas tengah dan atas, Gede Pasek mengatakan animo masyarakat menggunakan DAMRI lebih tinggi dari tahun lalu, yakni dapat dilihat dari ramainya loket pembelian di sejumlah terminal Jabodetabek.
"Kalau bandingkan dengan tahun lalu, H-10 masih sepi, belum ada tanda-tanda. Kalau tahun ini, H-10 jumlah pembelian tiket sudah di atas bus reguler hari biasa," ungkapnya.
Jumlah penumpang DAMRI pada masa angkutan Lebaran 2017 diprediksi naik sekitar lima persen dari 320.215 pada 2016 menjadi 337 ribu. Beberapa kota di Jawa Tengah, seperti Wonosobo, Purwokerto dan Purworejo menjadi trayek yang banyak dituju pemudik.
Perum DAMRI menyiapkan 639 armada bus untuk masa Angkutan Lebaran yang dioperasikan sejak 15 Juni atau H-10 sampai 11 Juli 2017 atau H+15.
Seluruh armada bus akan melayani 82 trayek yang dioperasikan oleh 27 kantor cabang Damri dan diberangkatkan dari sejumlah terminal, seperti Kemayoran, Pulogebang, Bogor menuju Purwokerto, Purworejo, Wonosobo, Surakarta, Yogyakarta, Cilacap, Semarang, Ponorogo, Bandar Lampung, dan Palembang.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017