Jika ada antrean panjang, transaksi jemput kendaraan akan diberlakukan"Jakarta (ANTARA News) - Pengelola jalan tol PT Jasa Marga mengatakan bahwa minat masyarakat menggunakan uang elektronik untuk membayar tarif tol atau e-Toll masih rendah yakni baru sekitar 28 persen padahal fasilitas ini dapat mengurai kemacetan antrean di gerbang tol.
"Kami melakukan gerakan nontunai. Kalau pakai e-money itu akan berkurang separuh waktunya sehingga bisa memperlancar lalu lintas. Sayang pemakaian e-toll ini baru 28 persen, padahal alatnya sudah 100 persen," kata Dirut PT Jasa Marga (Persero) Desi Arryani di Jakarta, Jumat.
Desi mengatakan seluruh gardu pada jalan tol yang dikelola Jasa Marga baik otomatis maupun manual sudah bisa menggunakan uang elektronik.
Untuk meningkatkan minat masyarakat menggunakan uang elektronik, Jasa Marga pun memberlakukan diskon tarif tol sebesar 20 persen untuk pengguna e-Toll pada mudik Lebaran 2017. Diskon ini berlaku pada tarif tol yang dioperasikan Jasa Marga dan berlaku saat H-3 sampai H+2 Lebaran.
Ia berharap masyarakat menyadari pentingnya penggunaan e-Toll saat perjalanan mudik.
Dalam upaya meningkatkan pelayanan transaksi, Jasa Marga juga menambah kapasitas gerbang tol. Gerbang Tol Cikarang Utama semula dari 13 gardu masuk dan 24 keluar, kini ditambah menjadi 20 gardu masuk dan 30 keluar.
Jasa Marga juga akan mefungsikan gardu yang dapat diputar balik "reversible" di Gerbang Tol Cileunyi dan Manyaran.
"Jika ada antrean panjang, transaksi jemput kendaraan akan diberlakukan," kata Desi.
Untuk pengendalian beban lalu linta di ruas jalan tol, Jasa Marga akan menempatkan alat ukur kepadatan atau "remote traffic microwave sensor" (RTMS) di beberapa lokasi. Rekayasa lalu lintas dengan kepolisian pun akan dilakukan jika terjadi kemacetan.
"Buka tutup jalan dilakukan pada titik arah Rorotan menuju Cikampek," kata dia.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017