Surabaya (ANTARA News) - Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur meminta pengguna jalan mewaspadai 14 titik rawan macet selama masa mudik menjelang Lebaran.
"Ada 14 titik rawan macet yang sudah kami petakan dan berharap pengendara mewaspadainya," ujar Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur Wahid Wahyudi di Surabaya, Jumat.
Area yang rawan macet selama masa mudik, ia menjelaskan, antara lain kawasan Pasar Tanah Merah dan Pasar Blega di Kabupaten Bangkalan, Madura.
Di wilayah Pantai Utara (Pantura), area sekitar Pasar Babat dan Brondong di Kabupaten Lamongan, serta Duduk Sampeyan dan Jembatan Sembayat di Kabupaten Gresik rawan macet.
Titik rawan macet lainnya meliputi daerah sekitar Pasar Baureno di Kabupaten Bojonegoro, Bangil-Kabupaten Pasuruan, Pasar Ranuyoso dan Pasar Pakes Wetan-Kabupaten Lumajang serta Pasir Putih-Kabupaten Situbondo.
Sementara di jalur tengah, kemacetan lalu lintas rawan terjadi di Simpang Medaeng Sidoarjo, Kletek (Sidoarjo), jalur Purwosari-Karanglo-Kepanjang dan jalur Karanglo-Batu Malang, dan Persimpangan Tol Pandaaan Pasuruan.
"Di sini kemacetan mudah terjadi karena terdapat jalan untuk putar balik. Titik kemacetan juga terdapat di Pasar Lawang, Malang," kata Wahid.
Area lain yang rawan macet adalah Jalan Simpang 4 Kenanten-Kabupaten Mojokerto, Jembatan Kayen (exit tol)-Kabupaten Jombang, Jalan Simpang 3 Mengkreng (perbatasan Jombang-Kediri dan Kertosono) serta di ruas Nganjuk hingga Madiun yakni Guyangan-Bagor-Saradan-Caruban.
Kemacetan di ruas Nganjuk hingga Madiun, menurut Wahid, terjadi karena ada empat perlintasan kereta api, tikungan, tanjakan.
Kepadatan kendaraan biasanya terjadi di di dua jalur jalan dari Nganjuk hingga Madiun, serta di simpang tiga Mengkreng, tempat perlintasan kereta api, jembatan menyempit, dan pedagang kaki lima beroperasi.
Di jalur tersebut kini telah dibuka ruas tol fungsional Wilangan-Caruban yang menghubungkan Kabupaten Nganjuk dengan Kabupaten Madiun sepanjang 18 kilometer.
Wahid, yang merupakan mantan penjabat Bupati Lamongan, menjelaskan bahwa di ruas tersebut jalan tol hanya digunakan dari barat (Caruban) ke timur (Wilangan) agar tidak terjadi perpotongan jalur dengan jalan arteri primer.
"Sebab kalau memotong arteri maka ada penumpukan dan sangat rawan terhadap kecelakaan. Inilah mengapa jalur hanya digunakan searah, baik untuk arus mudik maupun balik," katanya.
Ia menambahkan untuk jalur utama wilayah Pantai Selatan, titik rawan macetnya di Simpang 3 Jembatan Ngantru-Kabupaten Tulungagung.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017