Jakarta (ANTARA News) - Mantan Ketua MPR, Amien Rais, meragukan Pusat Pelaporan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) berani untuk membuka data tentang adanya transfer dana asing dalam Pemilu 2004. Menurut mantan ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) usai menjadi pembicara dalam diskusi yang diselenggarakan Masyarakat Profesional Madani (MPM) di Jakarta, Selasa, sebenarnya PPATK bisa saja membuka kembali data-data transfer tersebut. "Tetapi, karena PPATK bagian dari pemerintah maka untuk tulus buka apa adanya mungkin berat," ujarnya. Amien menuturkan, KPU pernah memberitahunya bahwa ada transfer misterius yang kemudian memang datang dari luar negeri. KPU, lanjut dia, kemudian menyurati PPATK untuk memberitahu soal itu. Namun, hingga pemilihan calon presiden dan calon wakil presiden berakhir, Amien mengatakan, PPATK tidak pernah menjawab surat KPU tersebut. Meski mengaku menyimpan dokumen yang berkaitan dengan transfer dana asing itu, Amien mengatakan, ia tidak akan melaporkan hal tersebut. "Itu nantilah. KPU lebih tahu," ujarnya. Terkait dana non budgeter Departemen Kelautan Perikanan yang sampai juga ke calon presiden dan calon wakil presiden pada Pemilu 2004, Amien mengatakan, pemecahan masalah itu sebenarnya sederhana saja. "Menurut saya, penyelesaian huru-hara ini sebenarnya sederhana saja. Saya hanya berharap semua pihak yang menerima secara sengaja, khilaf, atau lupa agar mengaku," ujarnya. Penerimaan dana itu, menurut dia, sebenarnya bukan jenis korupsi yang menguntungkan diri sendiri dan hanya merupakan pelanggaran UU Pemilu yang dilakukan pada tiga tahun yang lalu. "Biarkan pengadilan nanti yang menilai pihak mana yang harus dihukum," ujarnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007