Washington DC (ANTARA News) - Indonesia dan Amerika Serikat sepakat membentuk kelompok kerja dengan tugas untuk memperdalam dan memperluas hubungan kedua negara di bidang perdagangan dan investasi. Kelompok kerja itu akan menjalankan tugas di empat bidang, yaitu hak atas kekayaan intelektual (HAKI), pertanian dan industri, jasa, serta investasi, demikian diungkapkan Menteri Perdagangan Mari Pangestu tentang hasil pertemuannya dengan Wakil Perdagangan AS (USTR) Susan Schwab di Washington DC, Senin (Selasa WIB). Pembicaraan Mari-Schwab tersebut dilakukan setelah digelarnya sepanjang Senin serangkaian pertemuan tahunan antara delegasi Indonesia dan AS dalam kerangka Trade and Investment Facilitation Agreement (TIFA). Menurut Mari, sejak pertemuan serupa yang digelar tahun lalu, banyak kemajuan telah dicapai Indonesia dan AS yaitu dengan telah ditandatanganinya nota kesepahaman kerjasama untuk menghindari pengiriman tekstil dan pakaian secara ilegal dari Indonesia ke AS serta MoU kerjasama memerangi pembalakan liar. "Sudah ada tindak lanjutnya, yaitu peningkatan kapasitas dengan Custom mereka (soal pengiriman tekstil, red). Soal MoU pembalakan liar, telah dibuat kerjasama untuk kegiatan tertentu dengan dana sebesar satu juta dolar dan sementara ini kita sedang menyusun program aksi untuk menindaklanjutinya," ujar Mari. MoU tentang upaya menghindari pengiriman tekstil secara ilegal dari Indonesia ke AS ditandatangani Mari dan Schwab pada September 2006, sementara MoU soal kerjasama mengatasi pembalakan liar ditandatangani pada November tahun lalu. Di bidang pertanian, isu yang mengemuka dalam pertemuan delegasi kedua negara adalah tentang daging sapi, anggur dan apel. "Anggur sudah dapat di atasi dengan tim kita ke sini melihat sistem mereka. Apel sudah ada solusi sementara untuk cold-storage transit," kata Mari. Sedangkan menurut pihak USTR, dalam pertemuan bilateral, Indonesia menunjukkan niatnya untuk mematuhi aturan Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE) soal pemberian akses impor daging sapi dari AS. Selain tentang hubungan bilateral di bidang perdagangan dan investasi, delegasi RI-AS juga membahas sejumlah isu lainnya, antara lain UU Modal yang baru di Indonesia, ASEAN-AS dan Putaran Doha WTO. Delegasi yang dipimpin Mari Pangestu dalam pertemuan bilateral di Washington terdiri dari para pejabat BKPM, kantor Menko Perekonomian dan sejumlah departemen terkait, yaitu Keuangan, Budaya dan Pariwisata, Pertanian, Hukum dan HAM, Luar Negeri, Industri, Transportasi, Komunikasi dan Informasi, serta Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Mari juga membawa antara lain Sofyan Wanandi (KADIN-KIKAS), Rudy Lengkong (ASEPHI) serta sejumlah pengusaha swasta nasional dengan berbagai bidang usaha seperti produk kerajinan, biji kopi, karet, minyak sawit mentah, batu permata, teh, furnitur, tekstil, daging, produk garmen, ethanol, serta komoditas perikanan. Sebelumnya delegasi tersebut juga telah mengadakan misi ke Los Angeles, negara bagian California, akhir pekan lalu. Selama di Los Angeles, Mendag Mari Pangestu menjadi pembicara untuk mempromosikan paket Pariwisata, Perdagangan dan Investasi dalam Forum Bisnis Indonesia, yang juga digelar di Washington DC pada Senin. Amerika Serikat saat ini merupakan negara tujuan ekspor non-migas terbesar kedua setelah Jepang. Ekspor non-migas Indonesia ke Amerika Serikat selama Maret 2007 mencapai 956 juta dolar AS. Indonesia sendiri merupakan mitra dagang ke-31 terbesar bagi AS. Menurut data USTR, total perdagangan AS-Indonesia pada tahun 2006 mencapai 16,5 miliar dolar AS, yang merupakan kenaikan 9,3 prosen dari tahun 2005. Adapun total perdagangan bidang jasa kedua negara pada tahun 2005 senilai 1,6 miliar dolar AS dan investasi AS di Indonesia pada tahun yang sama mencapai 9,9 miliar dolar.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007