Semarang (ANTARA News) - Ketua Partai Golkar Jawa Tengah Bambang Sadono optimistis menjadi calon Gubernur Jawa Tengah dari Partai Golkar meskipun dirinya menjadi calon resmi DPD Partai Golkar Jateng. "Secara formal partai memang belum memutuskan calon. Itu memang kurang memberi rasa nyaman, tapi saya optimistis akan menjadi calon dari Partai Golkar," katanya di Fraksi Partai Golkar DPRD Jateng, di Semarang, Selasa. Dalam penentuan calon, katanya, DPP memiliki suara 40 persen, DPD tingkat II 30 persen, ormas 10 persen, dan DPD I sebanyak 20 persen. "Tugas saya selaku Ketua Partai Golkar Jateng menjaga (suara, red) itu dalam konvensi nanti," katanya. Baik pemilih maupun yang dipilih (bakal calon), katanya, tidak memiliki kebebasan untuk menentukan calon sendiri, sebab nama-nama bakal calon akan dijaring lewat survei. "Kalau dari survei muncul 12 nama peraih suara terbanyak, masih disaring lagi apakah nama-nama itu dicalonkan Golkar atau tidak," katanya seraya menambahkan konvensi/rapimda dilaksanakan paling lambat enam bulan sebelum pilgub yang digelar pada 22 Juni 2008. Menurut dia, yang bisa dipilih untuk calon adalah mereka yang masuk lima besar dan dicalonkan Golkar. "Kalau saya ternyata tidak masuk lima besar, itu tidak apa. Tapi saya sudah melakukan apa yang harus saya lakukan," katanya. Menurut Bambang, konfigurasi sosiologis masyarakat Jateng mirip dengan pembagian sosial yang digambarkan sosiolog Clifford Geertz, yang terdiri atas kelompok priyayi, santri, dan abangan. "Saya sudah menggelar pertunjukan wayang kulit di 35 kabupaten/kota di Jateng dan saya merencanakan mengunjungi pondok pesantren," katanya. Menanggapi pasangan wagub yang disebut-sebut dari NU, Bambang mengatakan, dengan menggunakan konsep Geertz, dirinya diposisikan sebagai kelompok nasionalis dan idealnya pasangannya dari kelompok agama. "Hubungan dengan NU selama ini sangat bagus. Di Golkar juga banyak orang NU, seperti Noor Achmad dan Fadholi," katanya. Ia mengakui di Jateng ada dua kekuatan nonpolitik yang kuat, yaitu NU dan Persatuan Guru Republik Indonesia. Ketua Fraksi Partai Golkar Soejatno Pedro HD di tempat sama mengatakan, jika dulu ada jalur ABG (ABRI, birokrasi, dan Golkar) dan biasanya kepala daerah dari unsur A dan B, maka sudah saatnya kini muncul dari kader Golkar. "Saya akan melawan kalau ada calon karbitan," ancam Pedro.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007