Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan menawarkan dua opsi harga listrik kepada investor panas bumi, kata Dirjen Mineral, Batubara, dan Panas Bumi Departemen ESDM Simon Sembiring. Menurut dia, di Jakarta, Selasa, opsi pertama adalah tetap sepanjang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) beroperasi. Kedua, harga listrik di awal lebih tinggi, kemudian turun seiring dengan penurunan biaya investasi. "Namun, alternatif itu masih dibahas lebih lanjut," katanya. Simon berharap, ketetapan harga listrik panas bumi itu selesai tahun ini. Investor mengeluarkan biaya yang tinggi untuk eksplorasi sumur panas bumi dan pembangunan PLTP. Namun, setelah pembangkit beroperasi, biaya akan turun karena sifatnya yang merupakan energi terbarukan, sehingga tidak membutuhkan investasi terlalu besar lagi. Menurut Simon, opsi tersebut muncul mengingat tiap sumur panas bumi memiliki potensi listrik yang berbeda pula. "Satu sumur bisa keluar listrik 40 MW, tapi ada juga harus membor empat sumur baru menghasilkan 40 MW," katanya. Sebelumnya, Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen ESDMB J Purwono mengharapkan, harga listrik panas bumi di bawah lima sen per kWh. Menurut dia, harga tersebut dinilai cukup realtis dan ekonomis bagi pengembangan panas bumi di Indonesia.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007