Jakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana (Bakornas PB) memperkirakan sekitar 950 rumah penduduk di sepanjang wilayah pantai di Sumatera Barat dan Jawa Barat rusak akibat sapuan gelombang pasang selama beberapa hari terakhir. "Di Sumatera Barat sebanyak 800 rumah rusak, 500 unit rusak berat dan 300 unit rusak ringan. Di Jawa Barat ada 150 rumah yang rusak, 100 unit rusak berat dan 50 unit rusak ringan. Di daerah lain belum ada laporan," kata Deputi Bidang Penanganan Darurat Bakornas PB Tabrani di Jakarta, Selasa. Ia menjelaskan laporan kerusakan itu selanjutnya akan diverifikasi ulang bersama dengan pemerintah daerah setempat dan selanjutnya digunakan untuk menentukan jenis dan jumlah bantuan yang diperlukan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi. "Kita juga sudah menurunkan tim ke lapangan untuk menakar kerusakan akibat fenomena alam tersebut," katanya. Lebih lanjut Tabrani menjelaskan meski besarannya belum ditentukan namun anggaran perbaikan rumah penduduk yang rusak akibat bencana tersebut akan ditanggung bersama oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Sementara pelaksanaannya, kata Tabrani, akan dilakukan oleh departemen terkait di bawah koordinasi Bakornas PB. "Ini akan melibatkan instansi lintas sektor termasuk Departemen Pekerjaan Umum," ujar Tabrani. Pada pekan ketiga bulan Mei 2007 kenaikan tinggi muka laut ekstrim terjadi di sebagian wilayah Indonesia mulai dari Banda Aceh, sepanjang pantai Barat Sumatera, pantai Selatan Jawa sampai Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Puncak kenaikan tinggi muka laut terjadi pada 17-18 Mei 2007, dkarena kenaikan tinggi permukaan laut mencapai enam meter hingga tujuh meter. Fenomena alam yang menurut Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) terjadi akibat alun (swell) dari Samudera Hindia sebelah barat Australia, gaya tarik antara matahari dan bulan terhadap bumi serta gelombang Kelvin itu membuat nelayan menghentikan aktifitasnya dan menyebabkan kerusakan rumah penduduk yang bermukim di sepanjang pantai.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007