Kita benar-benar `all out" untuk masalah ini"Tarakan (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengapresiasi Angkatan Bersenjata Filipina atau Armed Forces of the Philippines (AFP) atas kerja keras AFP dalam meredam teror ISIS di Marawi, Filipina.
"Dalam kesempatan ini saya perlu mengucapkan selamat dan bangga atas prestasi AFP yang mampu meredam teroris di Marawi dan membunuh 257 teroris," kata Panglima TNI saat peresmian Pusat Komando Maritim atau Maritime Command Center (MCC) Indonesia di Mako Lantamal XIII Tarakan, Kalimantan Utara, Senin.
Menurut Gatot, tindakan yang sudah dilakukan oleh Filipina merupakan peringatan agar Indonesia dan Malaysia siap dalam menangkal ISIS yang dipredikasi akan masuk ke kedua wilayah tersebut. Apalagi, lanjutnya, sel tidur ISIS sudah ada di kedua negara tersebut.
"Ini warning agar kita juga siap jika suatu saat melakukan hal yang sama (dengan Filipina). Karena sel tidur sudah ada di negara kita masing," ujarnya.
(Baca: Beda dengan Marawi, ISIS tak akan bisa punya pijakan di Indonesia)
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kerja sama dan perjanjian trilateral yang dilakukan oleh Indonesia, Malaysia dan Filipina.
"Dengan adanya perjanjian trilateral itu akan mempermudah pertukatan informasi. Kecepatan dan ketepatan informasi diperlukan dalam menentukan langkah antisipasi sejak dini agar ISIS tidak masuk ke Indonesia," tuturnya.
Apalagi, lanjutnya, ada kemungkinan para anggota ISIS di Marawi meninggalkan wilayah tersebut dengan menyamar sebagai pengungsi.
"Termasuk kemungkinan yang menyamar sebagai pengungsi dan keluar dari Marawi," tuturnya.
Panglima TNI meminta semua pihak mewaspadainya mengingat sudah ada sel-sel tidur ISIS di 16 provinsi di Indonesia. Di Malaysia pun juga begitu.
Di wilayah perbatasan, seperti Pulau Marore, Miangas, Morotai dan Talaud akan ada penebalan pasukan, pengerahan kapal-kapal perang, termasuk kapal selam TNI Angkatan Laut. Dari TNI Angkatan Udara, melakukan patroli udara untuk memantau setiap pergerakan, termasuk pelibatan pesawat tempur Sukhoi.
"Kita benar-benar all out" untuk masalah ini," ujarnya.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kerja sama dan perjanjian trilateral yang dilakukan oleh Indonesia, Malaysia dan Filipina.
"Dengan adanya perjanjian trilateral itu akan mempermudah pertukatan informasi. Kecepatan dan ketepatan informasi diperlukan dalam menentukan langkah antisipasi sejak dini agar ISIS tidak masuk ke Indonesia," tuturnya.
Apalagi, lanjutnya, ada kemungkinan para anggota ISIS di Marawi meninggalkan wilayah tersebut dengan menyamar sebagai pengungsi.
"Termasuk kemungkinan yang menyamar sebagai pengungsi dan keluar dari Marawi," tuturnya.
Panglima TNI meminta semua pihak mewaspadainya mengingat sudah ada sel-sel tidur ISIS di 16 provinsi di Indonesia. Di Malaysia pun juga begitu.
Di wilayah perbatasan, seperti Pulau Marore, Miangas, Morotai dan Talaud akan ada penebalan pasukan, pengerahan kapal-kapal perang, termasuk kapal selam TNI Angkatan Laut. Dari TNI Angkatan Udara, melakukan patroli udara untuk memantau setiap pergerakan, termasuk pelibatan pesawat tempur Sukhoi.
"Kita benar-benar all out" untuk masalah ini," ujarnya.
(Baca juga: Panglima: jangan ikuti ulama yang ingin perpecahan)
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017