"Kami cek kelengkapan surat operasional kendaraan tidak bermotor, kartu anggota dan kondisi andong. Apakah sudah dilengkapi dengan bel, lampu hingga tempat menampung kotoran kuda," kata Ketua Paguyuban Kusir Andong DIY Purwanto di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, masih banyak andong dengan kondisi penampungan kotoran yang kurang layak dan terkesan tidak rapi karena menggunakan karung plastik.
Ia menyarankan mengganti tempat penampungan kotoran kuda dengan bahan vinyl agar kondisi andong terlihat lebih rapi dan meningkatkan kenyamanan penumpang.
"Kami ingin memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada wisatawan berkeliling Yogyakarta. Tentunya, kenyamanan menjadi salah satu faktor penting yang harus dipenuhi," katanya.
Sedangkan untuk surat izin kendaraan tidak bermotor (SIOKTB), Purwanto juga meminta kusir untuk memenuhinya dan segera mengurus SIOKTB dan nomor kendaraan tidak bermotor di Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta jika masa berlakunya sudah kedaluwarsa.
SIOKTB dan nomor kendaraan tidak bermotor yang harus ditempelkan di andong tersebut memiliki masa berlaku tiga tahun dan wajib diperpanjang kembali.
Paguyuban tersebut membawahi 540 andong yang beroperasi di beberapa wilayah, seperti di Prambanan 25 andong, Alun-Alun Utara tujuh andong, Pasar Beringharjo lima andong dan selebihnya beroperasi di kawasan Malioboro.
"Andong bukan hanya sekadar moda transportasi, tetapi kami juga ikut melestarikan budaya. Kami pun selalu tertib termasuk saat arus lalu lintas di Malioboro sangat padat pada libur Lebaran nanti," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Golkari Made Yulianto memberikan apresiasi terhadap Paguyuban Kusir Andong DIY yang melakukan kegiatan penertiban terhadap andong yang beroperasi di Malioboro.
"Kegiatan ini sangat positif. Kami berharap, kusir andong ini selalu memahami dan menaati tata tertib berlalu lintas serta memenuhi kelengkapan administrasi untuk andongnya," katanya.
Golkari juga berharap agar setiap andong dilengkapi dengan tempat untuk menampung kotoran kuda dan selalu menjaga kebersihan di tempat mereka menunggu penumpang.
"Apalagi, mereka beroperasi di Malioboro yang menjadi tempat tujuan wisata utama di Yogyakarta. Menjaga kenyamanan dan kebersihan sangat penting, termasuk ketertiban," katanya.
Saat libur Lebaran, Golkari mengingatkan agar kusir andong dapat mengatur jumlah andong yang mangkal atau beroperasi di Malioboro agar tidak semakin menambah kepadatan di kawasan tersebut.
"Jalur operasional yang selama ini sudah disepakati yaitu melalui jalur lambat Malioboro masuk ke Jalan Reksobayan juga harus dipatuhi," katanya.
Jalur operasional andong di Malioboro adalah dari Malioboro ke Keraton Yogyakarta dan kembali ke Malioboro. Tidak ada tarif resmi yang ditetapkan tetapi penentuan tarif ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara penumpang dan kusir.
Tarif pada hari biasa sekitar Rp70.000 dan meningkat menjadi dua kali lipat pada saat libur Lebaran.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017