Jakarta (ANTARA News) - Pasar mobil bekas biasanya bergairah menjelang musim mudik, sebagian besar didorong peningkatan kebutuhan kendaraan untuk pulang ke kampung halaman guna merayakan Lebaran.
Namun COO perusahaan jual beli mobil bekas mobil88, Halomoan Fischer, peningkatan kebutuhan itu kerap kali dimanfaatkan penjual untuk melepaskan mobil-mobil yang cenderung bermasalah.
"Yang biasanya terjadi, semakin dekat Lebaran semakin banyak panic buying. Saya sih pesannya kalau sudah mendesak sementara waktu scanning semakin sempit, belilah di tempat yang terpercaya, karena momentum ini sering dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab," kata Fischer di Jakarta, Selasa (13/6).
Fischer menyarankan masyarakat yang berencana membeli mobil bekas meminta buku servis kendaraan terkait guna menghindari kecurangan jual beli saat masa puncak permintaan.
"Yang paling gampang itu tanya saja buku servisnya, kalau tidak ada anggap saja bohong," katanya.
Lewat buku servis, Fischer menjelaskan, akan bisa diketahui apakah ada kecurangan seperti pemutaran kilometer indikator pemakaian mobil.
"Kedua kalau misalkan ada kecurigaan mobil ini kilometernya diputar dan buku servis tidak ada, ya kita cek ke bengkel untuk cari buku catatan historis pemakaian berapa kilometer jauhnya," kata Fischer.
Langkah tersebut perlu diperhatikan demi menghindari kecurangan jual beli mobkas, sebab sering kali pembeli tidak punya cukup waktu untuk melakukan pengecekan komprehensif saat membeli kendaraan pada masa mudik.
"Karena gini, misal beli mobil jauh-jauh hari bisa tes dulu, ada yang enggak enak bisa diperbaiki dulu. Sementara ini istilahnya langsung beli langsung long trip, bahaya kan. Kalau ada masalah di jalan, dari rencana mau hepi-hepi malah nungguin mobil di jalan," demikian Fischer.
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017