Semarang (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Pemalang telah memetakan setidaknya tiga jalur alternatif yang bisa dilalui pemudik jika terjadi kepadatan di jalur utama Pantai Utara Jawa Tengah.
"Di Pemalang kan ada dua exit tol, yakni Exit Sewaka di Desa Sewaka dan Exit Gandulan. Dua-duanya bisa dilalui, tidak ada kendala berarti," kata Bupati Pemalang Junaedi di Semarang, Jumat malam.
Hal tersebut diungkapkannya usai "Dialog Interaktif Bupati Pemalang Bersama Mass Media dan Masyarakat Pemalang di Semarang" yang berlangsung di Restoran Kampung Laut Semarang.
Hanya saja, kata dia, ada beberapa jembatan layang yang belum jadi sehingga dipakai jembatan fungsional, yakni jembatan "belly", seperti di Desa Kelangdepok, Pemalang.
"Karena cukup panjang dan pengurukannya tidak selesai, kami alihkan ke jalan kabupaten lewati sungai. Ya, itu pakai jembatan belly," kata pria kelahiran Pemalang, 14 April 1962 itu.
Untuk alternatif, kata dia, jalur-jalur "tikus" juga telah disiapkan untuk menghindari jalur utama jika terjadi kepadatan arus kendaraan, baik dari arah selatan maupun tengah.
Pertama, ia menyebutkan dari arah Selatan, yakni Purbalingga bisa melewati Belik kemudian terus ke utara melewati Randudongkal, Bantarbolang, ke timur sampai Bode, Pekalongan.
"Dari tengah juga ada jalur yang dulu digunakan saat Jembatan Comal ambles, yakni dari Paduraksa, kemudian masuk ke Desa Gondang, terus ke selatan hingga Bodeh, Pekalongan," katanya.
Yang ketiga, kata dia, dari Gandulan menuju Kedungbanjar terus ke arah utara yang tembus ke Jembatan Comal.
Akan tetapi, ia mengakui kondisi jalur alternatif itu memang belum baik karena kerap dilewati kendaraan-kendaraan besar yang mengangkut material untuk pengurukan jalan tol.
"Ya, jalannya masih layak pakai, namun kondisinya kurang baik. Kami mau perbaiki sekarang juga bagaimana? Diperbaiki, hari ini dilewati kendaraan besar rusak lagi," kata Junaedi.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017