Meski melemah, namun pergerakan mata uang rupiah relatif masih stabil di tengah kebijakan The Fed yang menaikkan suku bunga acuan
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, bergerak melemah tipis sebesar satu poin menjadi Rp13.283 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.282 per dolar Amerika Serikat (AS).
"Meski melemah, namun pergerakan mata uang rupiah relatif masih stabil di tengah kebijakan The Fed yang menaikkan suku bunga acuan," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan bahwa The Fed yang menaikan suku bunga AS diperkirakan masih menjadi salah satu faktor yang menahan mata uang domestik untuk bergerak di area positif dalam jangka pendek ini.
Ia menambahkan bahwa sentimen dari dalam negeri yang positif di mana Pemerintah merilis paket kebijakan ekonomi tahap XV yang berkaitan dengan logistik nasional, ditambah sentimen dari penilaian kewajaran asumsi makro 2018 oleh Bank Dunia dapat memicu pelaku pasar kembali mengakumulasi aset berdenominasi rupiah.
"Dengan begitu, nilai tukar rupiah akan terapresiasi terhadap dolar AS," tuturnya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa The Fed yang tetap optimistis akan kembali menaikkan suku bunga acuannya sekali lagi pada tahun ini, menjaga dolar AS terapresiasi terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah.
"Angka klaim pengangguran yang lebih rendah dan indeks manufaktur yang lebih tinggi daripada perkiraan menopang dolar AS," ujarnya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.298 dibandingkan hari sebelumnya (Kamis, 15/6) Rp13.282 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017