Ambon (ANTARA News) - Matheos Berhitu, pelari Ultra Marathon asal Kota Ambon, Maluku saat ini sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti kejuaraan lari lintas alam sejauh 240 kilometer di Padang Gurun Maroko, September mendatang.
"Kejuaraan lari jarak jauh di Maroko sangat ekstrem, karena itu perlu mempersiapkan diri dengan baik agar bisa meraih juara dan membanggakan bangsa Indonesia," katanya, di Ambon, Jumat.
Pada Mei 2017, Matheos mengikuti kejuaraan Kebun Raya Bogor (KRB) 200 kilometer, mulai dari jarak jauh atau ultra marathon, hingga jarak dekat lima kilometer, yang diikuti 1.000 pelari.
Lomba dimulai pada Sabtu (20/5), start jam 5.30 WIB, dan diberi waktu oleh panitia sampai Minggu (21/5) pukul 17.30 WIB. Para peserta diminta berlari mengelilingi lingkaran dalam KRB sebanyak 24 kali dan lingkaran luar 19 kali.
"Saya finis jam 8.30 WIB Minggu sebagai juara pertama, dengan catatan waktu 27,44 jam. Ini waktu tercepat saya untuk lari 200 kilometer dan rekor terbaik selama mengikuti kujaraan lari jarak jauh," kata Matheos.
Ia menuturkan, selain pelari dari dalam negeri, ada beberapa pelari mancanegara yang ikut kejuaraan tersebut, di antaranya Australia, Belanda, Denmark, Jepang, Jerman, Malaysia, Prancis, Singapura, dan Taiwan.
Dari 21 peserta yang ikut, satu di antaranya adalah Mauro J Alves yang berkebangsaan Brasil.
Menurut Matheos, pengalaman di Bogor dan sebelumnya di Sumba 200 Kilometer di mana ia juga keluar sebagai juara, merupakan modal yang meyakinkan dirinya untuk ikut kejuaraan serupa di Maroko.
Ia mengakui keberhasilannya dalam mengikuti kejuaraan karena ada sosok yang selalu memberikan dorongan dan semangat kepadanya.
"Saya memberikan apresiasi kepada Bapak Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo yang selalu memberikan support dan memberikan semangat. Selain memberikan support secara moral, beliau juga memberikan dana, ini sangat luar biasa," katanya.
Matheos mulai tertarik pada olah raga lari sejak usia belasan, dan sejak saat itu ia terus berlatih dan rajin ikut kejuaraan.
Kini berusia 45 tahun, pria yang juga berprofesi supir angkutan kota Ambon ini masih giat berlatih dan ikut kejuaraan nasional maupun internasional.
"Usia tidak ada masalah, saat ini saya masih tetap lari, tetapi kalau memang sudah merasa tidak mampu, cukup sudah sampai di situ," katanya.
Matheos mengaku menjalani latihan secara serius dan disiplin.
"Pola hidup juga harus teratur, seperti menjaga pola makan dan minuman. Saya selalu makan ikan dan sayur-sayuran hijau dan tidak mengkonsumsi makanan dan minuman instan," katanya.
Ia berharap ada atlet-atlet baru yang menekuni ultra marathon seperti dirinya, untuk membawa nama Maluku dan Indonesia di dunia internasional.
"Kita orang Maluku, selain saya belum ada pelari level ultra marathon, yang ada mungkin pelari 10-20 kilomter. Harapan saya, kelak ada generasi penerus di bidang yang saya tekuni ini," katanya.
"Kalau memang ada kemauan dan hobi, silakan berlatih. Saya lihat sudah ada yang mulai latihan walaupun belum bagus, tetapi saya yakin jika serius dan disiplin mereka pasti berhasil menjadi yang terbaik," katanya.
Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017