Kuwait City (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu melakukan pembicaraan di Kuwait pada Kamis (15/6) untuk mendorong upaya mediasi guna mengatasi kebuntuan dalam penyelesaian masalah antara sekutu Teluk pimpinan Arab Saudi dan Qatar.
Cavusoglu berdiskusi dengan Menteri Luar Negeri Kuwait Sheikh Sabah Khaled Al Sabah tentang "perkembangan regional dan internasional" menurut kantor berita resmi KUNA.
Emir Kuwait Sheikh Sabah al-Ahmad Al-Sabah meluncurkan upaya mediasi setelah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan dengan Qatar, menuduh negara kecil itu mendukung terorisme.
Kepala diplomat Turki juga melakukan pembicaraan dengan Emir Qatar dan menteri luar negerinya pada Rabu dan berencana mengunjungi Arab Saudi.
Menjelang perundingan di Kuwait, Cavusoglu mengatakan dalam konferensi pers bahwa dia akan berkunjung ke kota suci Makkah pada Jumat untuk berbicara dengan Raja Salman.
"Meski kerajaan terlibat dalam krisis ini, kami tahu bahwa Raja Salman adalah pihak dalam penyelesaian masalah tersebut," kata Cavusoglu.
"Kami ingin mendengar pandangan Arab Saudi mengenai kemungkinan solusi dan akan berbagi pandangan dengannya dengan cara yang transparan… Kami menaruh perhatian besar dalam hubungan kami dengan mereka,†katanya.
Cavusoglu mengatakan para pejabat Qatar yakin mereka bukan penyebab krisis yang sekarang berlangsung dan ingin mengetahui klaim keempat negara itu.
"Kami berusaha keras mencegah ekskalasi apa pun dan menemukan solusi cepat untuk krisis itu... Mengatasi krisis tanpa melalui keputusan (pemboikotan) tapi melalui dialog," kata Cavusoglu.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan dengan Qatar pada 5 Juni dengan alasan Qatar mendukung "terorisme". Qatar membantah tuduhan itu.
Krisis itu menempatkan Turki di posisi peka karena Ankara menganggap Qatar sebagai sekutu utama di Teluk tapi juga ingin mempertahankan hubungan yang membaik dengan kekuatan kunci regional Arab Saudi.
Turki juga ingin menjaga hubungan dengan Iran, musuh Arab Saudi yang menurut para pengkritik Doha memiliki hubungan dekat dengan Qatar menurut warta kantor berita AFP.(kn)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017