... jangan sampai ada pemaksaan, ide-ide atau gagasan-gagasan orang dewasa yang kemudian tidak memenuhi kebutuhan fisik, emosi dan sosial anak...

Bandung (ANTARA News) - Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Jawa Barat, Netty Heryawan, bersikap netral terkait wacana sekolah seharian penuh. Rencananya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan memberlakukan wacana itu pada tahun ajaran 2017/2018.

"Apapun (keputusan) yang kemudian diambil, kebijakan dari tingkat pusat atau dari kementerian, tentu harus berdasarkan kajian para ahli yang memang ahli di bidangnya masing-masing, termasuk dalam konteks memutuskan lama jam belajar anak-anak kita," kata dia, dalam siaran persnya, Kamis.

"Tentu harus ada kajiannya, itu yang terpenting," kata dia.

Ia berharap hasil putusan Kemendikbud dapat mewujudkan penyelenggaraan sistem pendidikan, termasuk di dalamnya kurikulum dan metodologi.

Hal ini mengedepankan prinsip kepentingan terbaik bagi anak, serta sesuai dengan fungsi pendidikan sebagai ruang dimana anak belajar lebih tahu (learn to know), mau melakukan sesuatu (learn to do), mulai menjadi sesuatu (learn to be), dan bisa berinteraksi di lingkungannya (learn to live together).

Menurut dia, dunia anak adalah dunia bermain dan berekspresi, sehingga sejatinya pendidikan akan membuat ruang-ruang kebebasan berekspresi bagi anak, dan membuka ruang menyatakan pendapat maupun ruang untuk mengoptimalkan berbagai jenis kecerdasan anak.

Perlu digarisbawahi, kata Netty, bukan hanya kecerdasan hitung saja yang menjadi ukuran keberhasilan pendidikan, tetapi juga kecerdasan pemecahan masalah, kreativitas, berpikir kritis, dan kecerdasan lainnya.

"Jadi jangan sampai ada pemaksaan, ide-ide atau gagasan-gagasan orang dewasa yang kemudian tidak memenuhi kebutuhan fisik, emosi dan sosial anak," kata dia.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017