Banda Aceh (ANTARA News) - Tim penyelamat (SAR) Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) hingga Senin belum menemukan Jimmi Anwari (17), siswa MAN Rukoh, yang terseret gelombang pasang di Taman Tepi Laut (TTL) Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Kamis. "Pencairan sudah dilakukan lima hari, baik di laut maupun dengan menyisir pantai, namun korban belum juga berhasil ditemukan," kata Supriyadi, ketua kelompok pencarian SAR di Aceh Besar, Senin. Menurutnya, tim SAR membentuk lima kelompok kecil terdiri dari enam personil. Hari pertama mereka menyisir pantai, dan pada hari ketiga, keempat dan hari kelima (Senin 21/5) regu penolong melakukan pencarian di laut setelah ombak pasang mulai mereda. Jimmi Anwari (17) hilang terseret gelombang pasang, pada Kamis (17/5) saat berlibur bersama keluarga dan teman-temannya di Taman Tepi Laut Lhoknga (TTL). Saat kejadian, korban bersama tiga temannya sedang melakukan pemotretan pemandangan di pinggir tebing namun tanpa disadari gelombang besar datang secara tiba-tiba dari arah belakang menyeret pelajar tersebut ke laut. Upaya pencarian pada hari ke-lima, tim SAR mengerahkan dua unit speed boat dan beberapa kelompok regu penolong lainnya untuk menyisir pantai dengan radius pencarian lima kilometer dari lokasi kejadian. Sementara itu, keluarga korban sejak hari pertama hingga saat ini masih menunggu di lokasi kejadian, bahkan mereka juga turut melakukan pencarian dengan berjalan kaki menyisir pantai. "Kita berharap secepatnya ditemukan, karena biasanya setelah beberapa hari kejadian korban terdampar di pantai," kata Supriyadi. Dalam sebulan terakhir, akibat gelombang pasang itu sudah tiga orang meninggal di pantai Lhoknga tersebut, dua orang diantaranya siswa MAN-II Banda Aceh dan satu orang siswa MAN Rukoh, Aceh Besar. Lokasi wisata pantai Lhoknga Kabupaten Aceh Besar itu termasuk rawan terhadap ombak besar, namun hingga kini belum ada tanda-tanda larangan atau pemasangan rambu-rambu peringatan di kawasan tersebut.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007