Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah kelompok mahasiswa dan masyarakat menggelar aksi unjuk rasa memperingati sembilan tahun reformasi yang jatuh pada tanggal 21 Mei, di depan Istana Negara, Senin. Kelompok-kelompok tersebut antara lain terdiri dari Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Indonesia, Kesatuan Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Forum Kota (Forkot) serta Solidaritas Mahasiswa Indonesia. Aksi unjuk rasa yang digelar di depan Istana Negara itu diikuti ratusan orang tersebut menyatakan pemerintahan Yudhoyono-Jusuf Kalla telah gagal total dan menuntut pemerintah menyelesaikan agenda reformasi. Ketua Kebijakan Publik KAMMI Pusat Hariyanto Hedrato menyatakan, sejak reformasi digaungkan pada 21 Mei 1998 kondisi bangsa Indonesia tidak kunjung membaik dan pemerintahan Yudhoyono-Kalla belum dapat mensejahterakan rakyat. "KAMMI mendesak agar pemerintah menurunkan harga kebutuhan pokok, berantas kemiskinan, berantas korupsi tanpa tebang pilih dan mengambil alih serta melindungi asset industri strategis bangsa dari pihak asing," katanya. KAMMI, lanjutnya juga menolak liberalisasi ekonomi nasional. Sementara itu Forkot dalam aksi tersebut menuntut agar kasus dugaan korupsi mantan Presiden Soeharto diusut tuntas. Dalam aksi bersama tersebut, tampak beberapa aktivis Forkot melakukan aksi dorong mendorong sehingga aksi unjuk rasa tersebut berlangsung rusuh. Petugas Kepolisian segera mengamankan sejumlah oknum yang terlibat dalam aksi dorong mendorong itu dan berhasil mengamankan lima orang aktivis Forkot, yakni Riski, Iksan, Undai, Jhon dan Niam. Selain itu, petugas juga mengamankan aksi unjuk rasa dari puluhan aktivis forkot agar aksi dorong-mendorong itu tidak meluas kedalam kelompok pendemo lainnya. Sebelumnya terdapat aksi serupa yang digelar oleh Ikatan Senat Mahasiswa Hukum Indonesia. Aksi unjuk rasa memperingati sembilan tahun reformasi itu juga digelar di depan Hotel Indonesia oleh UIN Syarif Hidayattullah.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007