....Kita laksanakan suatu koordinasi multilateral untuk memback-up Filipina untuk menghabisi basis-basis itu supaya tidak hidup di Asia Tenggara."
Jakarta (ANTARA News) - Indonesia akan mengajak 5 negara untuk menghadapi gerakan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) yang berada di Marawi, Mindanao, Filipina Selatan dan diduga bergerak ke negara-negara Asia Tenggara.
"Nanti kita akan laksanakan koordinasi dengan 5 negara lain yaitu New Zealand, Australia, Indonesia, Brunei, Malaysia, Filipina pada bulan Juli akhir, Indonesia sebagai host, Australia sebagai co-host. Kita laksanakan suatu koordinasi multilateral untuk memback-up Filipina untuk menghabisi basis-basis itu supaya tidak hidup di Asia Tenggara," kata Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto di kompleks Istana Presiden Jakarta, Selasa.
Menurut Wiranto, karena saat ini pusat ISIS di Suriah digempur, ISIS mempunyai dua alternatif untuk mengembangkan basisnya di Asia Tenggara yaitu di Poso, Sulawesi Tengah dan Marawi, Filipina.
"Tapi ternyata di Poso kita gempur terus. Basisnya kita awasi. Kita eliminasi, kita kepung, dan sekarang tinggal 6 orang lah begitu, sehingga tidak pas kita sebagai basis baru ISIS di Asia Tenggara, jadi ISIS mengarah ke Filipina Selatan dan sekarang sudah terjadi di sana, digempur lagi oleh Filipina," tambah Wiranto.
Karena Marawi sedang digempur maka secara teoritis, menurut Wiranto, maka para pemberontak ISIS akan menyebar ke tempat lain.
"Tapi tatkala mereka kepepet, mereka beralih ke metode divergen. Mereka menyebarkan sekarang. Maka besok kita akan gelar rakor penuh di Manado. Para Pangdam, Panglima, Kapolda, Gubernur, pejabat lain yang terkait erat dengan kemanan nasional, pejabat intel, pejabat teritorial, pejabat pemda, kita kumpulkan nanti di Manado," tambah Wiranto.
Wiranto juga menegaskan bahwa daerah perbatasan yang mengarah ke Filipina Selatan akan diperkuat dengan segala cara agar kemungkinan ISIS lolos ke Indonesia kecil.
"Dalam hal ini kita memang betul-betul serius, jangan sampai kejadian di Kampung Melayu, di Bali, terulang lagi. Apalagi akan ada event-event internasional yang diselenggarakan di sini. Ada Asian Games, ada World Bank, acara lain yang bersifat internasional," ungkap Wiranto.
Wiranto pun meminta agar masyarakat, aparat keamanan, lembaga-lembaga kemasyarakatan hingga DPR satu langkah dengan pemerintah untuk menanggulangi ancaman tersebut.
"Kalau kita tidak bersama-sama menghadapi aksi terorisme seperti ini, kita tidak total namanya. Mereka yang senang. Maka saya kemarin bertemu pimpinan MPR, DPR untuk berbicara soal ini, ayo dong kita sama-sama memikirkan ini, merevisi undang-undang melawan terorisme ini. Untuk siapa? Untuk rakyat juga," tegas Wiranto.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017